Provinsi Banten
Profil
Profil
Nama Resmi | : | Provinsi Banten |
Ibukota | : | Serang |
Luas Wilayah | : | 9.662,92 Km2 *) |
Jumlah Penduduk | : | 9.953.414 jiwa *) |
Suku Bangsa | : | Sunda, Baduy |
Agama | : | Islam, Protestan, Katolik dan Sunda Wiwitan |
Wilayah Administrasi | : | Kab.: 4, Kota : 4, Kec.: 154, Kel.: 262, Desa : 1.273 *) |
Website | : | http://www.bantenprov.go.id
*) Sumber : Permendagri Nomor 66 Tahun 2011
|
Sejarah
Dahulu
wilayah Banten (Cilegon, Tangerang, Serang, Pandeglang dan Lebak)
merupakan bagian dari Provinsi Jawa Barat, namun dengan adanya pemekaran
daerah maka sejak tanggal 4 Oktober 2003 Banten resmi menjadii sebuah
Provinsi dengan Ibukota Serang. Meskipun usianya masih muda Banten
mempunyai sejarah panjang dalam perjuangan bersama dengan daerah-daerah
yang lainnya, utamanya perjuangan melawan kaum kolonialisme /
penjajahan.
Kubah Mesjid, melambangkan kultur masyarakat yang agamais.Bintang bersudut lima, melambangkan Ketuhanan Yang Maha Esa.
Menara Mesjid Agung Banten, melambangkan semangat tinggi, yang berpedoman pada petunjuk Allah SWT.
Gapura Kaibon, melambangkan Daerah Propinsi Banten sebagai pintu gerbang peradaban dunia, perekonomian dan lalu lintas internasional menuju era globalisasi.
Menara Mesjid Agung Banten, melambangkan semangat tinggi, yang berpedoman pada petunjuk Allah SWT.
Gapura Kaibon, melambangkan Daerah Propinsi Banten sebagai pintu gerbang peradaban dunia, perekonomian dan lalu lintas internasional menuju era globalisasi.
Padi berwarna kuning berjumlah 17 dan kapas berwarna putih berjumlah 8 tangkai, 4 kelopak berwana coklat, 5 kuntum bunga
melambangkan Propinsi Banten merupakan daerah agraris, cukup sandang
pangan. 17-8-45 menunjukkan Proklamasi Republik Indonesia.
Gunung berwarna hitam, melambangkan kekayaan alam dan menunjukkan dataran rendah serta pegunungan.
Badak bercula satu, melambangkan masyarakat yang pantang menyerah dalam menegakkan kebenaran dan dilindungi oleh hukum.
Laut berwarna biru, dengan gelombang putih berjumlah 17 melambangkan daerah maritim, kaya dengan potensi lautnya.
Roda gerigi berwarna abu-abu berjumlah 10, menunjukkan orientasi semangat kerja pembangunan dan sektor industri.
Dua garis marka berwarna putih, menunjukkan landasan pacu Bandara Soekarno Hatta.
Lampu bulatan kuning, melambangkan pemacu semangat mencapai cita-cita.
Pita berwarna kuning, melambangkan ikatan persatuan dan kesatuan masyarakat Banten.
Semboyan "IMAN TAQWA" sebagai landasan pembangunan menuju Banten Mandiri, Maju dan Sejahtera.
Arti warna yang digunakan dalam simbol daerah:
Merah : melambangkan keberanian
Putih : melambangkan suci, arif dan bijaksana
Kuning : melambangkan kemuliaan, lambang kejayaan dan keluhuran
Hitam : melambangkan keteguhan, kekuatan dan ketabahan hati
Abu-abu : melambangkan ketabahan
Biru : melambangkan kejernihan, kedamaian dan ketenangan
Hijau : melambangkan kesuburan
Coklat : melambangkan kemakmuran
Nilai Budaya
Terdapat 20 seni tradisional yang dapat dibagi menjadi empat kategori, yaitu:
Seni Tradisional yang
sangat kental diwarnai agama Islam yang perkembangannya hidup bersama
agama itu sendiri. Seni-seni dalam katagori ini adalah : ngabedug (seni
bedug), seni rampak bedug, seni qasidah, terebang gede, marhaba rakbi,
dzikir saman, debus, patingtung, rudat, angklung buhun, dog dog lojor, bendrong lesung, ubrug dan beluk.
Seni Tradisional yang
datang dari luar Banten tapi telah mengalami proses akulturasi budaya
sehingga terkesan sebagai seni tradisional Banten. Termasuk katagori ini
adalah seni-seni kuda lumping, tayuban, gambang kromong dan tari cokek.
Sumber : http://www.kemendagri.go.id
0 komentar: