Persamaan Dan Perbedaan Qada dan Qadar
Persamaan Dan Perbedaan Qada dan Qadar
- Qada dan qadar merupakan salah satu ketentuan Allah yang termasuk ke
dalam rukun iman. Beriman kepada qada dan qadar berarti kita harus
meyakini dan percaya bahwa qada dan qadar adalah benar adanya dan datang
dari Allah. Yakinlah bahwa ketentuan Allah atas manusia adalah yang
terbaik.
Qada berarti penciptaan, menjelaskan. Allah berfirman dalam Al-qur’an surat Al-Fuhshilat ayat 12, “Maka Dia menjadikannya tujuh langit…”. Berdasarkan ayat ini, qada dapat diartikan sebagai perbuatan atau kehendak Allah dalam menciptakan dan menjadikan segala sesuatu di dunia berjalan sesuai ketentuan yang telah ditetapkan-Nya. Dalam beberapa buku, qada kadang dijabarkan menjadi dua, yaitu qada muallaq dan qada mubram. Qada muallaq berarti kehendak Allah yang masih dapat diubah sesuai usaha kita sebagai manusia. Sedangkan qada mubram adalah kehendak Allah yang tidak dapat diubah-ubah lagi sekeras apapun kita berusaha.
Qadar berarti ketentuan, peraturan. Qadar inilah yang sering kita sebut sebagai takdir. Qadar merupakan ilmu pengetahuan Allah tentang hamba-hamba-Nya. Segala hal yang telah, sedang, dan akan terjadi telah tertulis dalam kitab lauhul mahfuz sejak zaman sebelum manusia diciptakan hingga kiamat. Kitab lauhul mahfuz inilah yang menjadi suratan takdir seorang manusia, tentang kelahiran, perjalanan hidup, dan kematian tiap-tiap hamba-Nya. Penjelasan qadar ada di dalam firman Allah Q.S Al-Fuhshilat ayat 10, “… dan Dia tentukan makanan-makanan bagi (penghuni)nya dalam empat masa, memadai untuk mereka yang memerlukannya.”
Berikut adalah hadits shahih riwayat Bukhari dan Muslim tentang adanya ketentuan Allah:
“Dari Abu Abdul Rahman Abdullah bin Mas’ud berkata, Rasulullah telah bersabda dan ia adalah orang yang benar lagi dipercaya: sesungguhnya setiap kamu dihimpunkan dalam perut ibumu selama 40 hari berupa air mani, kemudian dikirimkan kepadanya seorang malaikat yang ia menghembuskan padanya ruh dan dia diperintahkan untuk menulis rezekinya, ajalnya, amalannya, dan apakah dia akan celaka atau bahagia. Demi Allah yang tiada Tuhan selain Dia, sesungguhnya salah seorang di antara kamu akan beramal dengan amalan ahli surga sehingga jarak antara dia dan surga hanya sehasta, lalu dia didahului oleh ketentuan tulisan kitab, lantas ia mengerjakan amalan ahli neraka lalu dia memasuki neraka. Dan sesungguhnya salah seorang di antara kamu akan beramal dengan amalan ahli neraka sehingga jarak antara dia dan neraka hanya sehasta, lalu dia didahului oleh ketentuan tulisan kitab, lantas ia mengerjakan amalan ahli surga lalu dia memasuki surga.”
Qada dan qadar ini selalu disebut bersama karena adanya hubungan yang saling mendukung. Dijelaskan bahwa qadar merupakan takdir yang telah tertulis, maka qada adalah perbuatan Allah dalam menuntaskan qadar. Karena itulah ada yang namanya qada muallaq, qada yang masih dapat kita ubah dengan usaha kita meski jalan kita (qadar) nantinya hanya satu.
Berikut adalah perbedaan dan persamaan qada dan qadar:
1. Perbedaan Qada Dan Qadar
Qadar merupakan takdir yang tidak dapat diubah-ubah lagi, sedangkan qada merupakan kehendak Allah dalam memenuhi takdir yang di tengah jalan masih bisa diubah.
Dalam firman Allah Q.S As-Shaffat ayat 96, “Allah menciptakan kalian dan Allah menciptakan perbuatan kalian.”
Ayat ini menunjukkan bahwa segala hal yang terjadi telah ditentukan Allah, bahkan hal yang kita lakukan sekalipun. Hal ini dikuatkan lagi dalam sebuah hadits,
“Sesungguhnya Allah pencipta setiap pelaku perbuatan dan perbuatannya.” (HR. Al Baihaqi)
Contoh qadar adalah tersapunya umat nabi Nuh oleh hujan 40 hari 40 malam yang mendatangkan banjir yang tak terelakkan.
Sedangkan qada merupakan kehendak Allah yang apabila Allah inginkan terjadi pada seseorang atau suatu umat, pasti terjadi. Meski ada hal-hal yang tak bisa diubah dari takdir kita, Allah memastikan bahwa dengan usaha dan tawakkal kita kepada-Nya, Dia akan memberi kita yang terbaik dari usaha kita itu. Semua dapat kita lihat pada firman Allah yang tak mungkin salah sebagai berikut:
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sehingga kaum itu mau mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.” (Q.S Ar-Ra’du: 34)
“Dan bahwasanya seseorang itu tidak memperoleh selain apa yang diusahakan. Dan bahwasanya usahanya itu kelak akan diperlihatkan kepadanya, kemudian akan diberi balasan yang paling sempurna.” (Q.S An-Najm: 39-40)
Ayat-ayat ini menjelaskan bahwa ada ketentuan yang bisa kita usahakan, bahwa dengan berusaha barulah kita bisa mencapai hal yang kita cita-citakan. Contohnya adalah rezeki. Apabila kita menghendaki untuk mendapat rezeki yang lebih banyak, maka kita harus berusaha bekerja dan mengusahakan sesuatu untuk mendapat tambahan rezeki.
Penjelasan arti secara bahasa bahwa qadar merupakan hukum atau ketentuan, sedangkan qada merupakan kehendak.
Qadar telah tertulis dalam kitab lauhul mahfuz dan kitab tersebut merupakan sesuatu yang takkan bisa diubah lagi ketentuan di dalamnya. Asal katanya dari qadara-qadaru-qadaran yang berarti akhir atau puncak dari segala sesuatu. Seperti yang dimaksud dalam katanya, qadar mencakup seluruh perbuatan dan kejadian sejak zaman azali hingga kiamat tiba.
Sedangkan qada secara bahasa masih dapat dimutlakkan menjadi mengandung makna qadar, namun masih berbeda, sehingga qada lebih tepat diartikan sebagai kehendak, kemauan, dan penciptaan.
Contoh perbedaan antara qada dan qadar adalah takdir yang menentukan apakah pada akhirnya nanti seseorang akan menjadi kaya atau tidak tak bisa diketahui, namun nantinya kita akan mengetahui juga. Tetapi kehendak Allah-lah yang menentukan pemberian rezeki itu kepada tiap orang sesuai usahanya masing-masing.
2. Persamaan Qada Dan Qadar
2.1. Qada dan qadar menentukan kehidupan tiap manusia
Sesuai penjelasan artinya, qada dan qadar merupakan takdir manusia yang tak terelakkan. Sejak lahir hingga ajal menjemput, lika-liku kehidupan kita yang kita pikir merupakan pilihan dan kerja keras kita sendiri, bahwa kita bahagia atau menderita selama hidup, sesungguhnya telah diketahui oleh Yang Mahakuasa sebelum segala sesuatunya terjadi. Baik qada maupun qadar, Allah membimbing kita untuk berjalan di atas suratan takdir kita sendiri.
2.2. Qada dan qadar disetarakan dan disebut bersama dalam rukun iman
Mengapa kita harus beriman kepada qada dan qadar secara bersama-sama? Karena mustahil bagi seorang hamba untuk hanya beriman pada qada saja atau beriman pada qadar saja. Qada merupakan kehendak Allah yang berkaitan langsung dengan qadar, ketentuan Allah yang tentu saja telah Dia tentukan sebelumnya. Dengan beriman kepada qada dan qadar, kita akan merasakan kebesaran Allah yang tak dapat kita pungkiri, yaitu keputusan-Nya atas seluruh kehidupan kita. Kita akan merasa kecil dan tak berdaya. Namun, dengan kasih-Nya, Allah menyuruh kita untuk berusaha dan berdoa sehingga Dia bisa saja berkehendak lain di jalan takdir yang kita tempuh. Ketika kita mengerti akan kekuasaan-Nya, kita dapat berserah diri pada-Nya. Kita akan meyakini bahwa apa yang telah tertulis merupakan keputusan Allah yang paling baik untuk hamba-Nya.
Qada berarti penciptaan, menjelaskan. Allah berfirman dalam Al-qur’an surat Al-Fuhshilat ayat 12, “Maka Dia menjadikannya tujuh langit…”. Berdasarkan ayat ini, qada dapat diartikan sebagai perbuatan atau kehendak Allah dalam menciptakan dan menjadikan segala sesuatu di dunia berjalan sesuai ketentuan yang telah ditetapkan-Nya. Dalam beberapa buku, qada kadang dijabarkan menjadi dua, yaitu qada muallaq dan qada mubram. Qada muallaq berarti kehendak Allah yang masih dapat diubah sesuai usaha kita sebagai manusia. Sedangkan qada mubram adalah kehendak Allah yang tidak dapat diubah-ubah lagi sekeras apapun kita berusaha.
Qadar berarti ketentuan, peraturan. Qadar inilah yang sering kita sebut sebagai takdir. Qadar merupakan ilmu pengetahuan Allah tentang hamba-hamba-Nya. Segala hal yang telah, sedang, dan akan terjadi telah tertulis dalam kitab lauhul mahfuz sejak zaman sebelum manusia diciptakan hingga kiamat. Kitab lauhul mahfuz inilah yang menjadi suratan takdir seorang manusia, tentang kelahiran, perjalanan hidup, dan kematian tiap-tiap hamba-Nya. Penjelasan qadar ada di dalam firman Allah Q.S Al-Fuhshilat ayat 10, “… dan Dia tentukan makanan-makanan bagi (penghuni)nya dalam empat masa, memadai untuk mereka yang memerlukannya.”
Berikut adalah hadits shahih riwayat Bukhari dan Muslim tentang adanya ketentuan Allah:
“Dari Abu Abdul Rahman Abdullah bin Mas’ud berkata, Rasulullah telah bersabda dan ia adalah orang yang benar lagi dipercaya: sesungguhnya setiap kamu dihimpunkan dalam perut ibumu selama 40 hari berupa air mani, kemudian dikirimkan kepadanya seorang malaikat yang ia menghembuskan padanya ruh dan dia diperintahkan untuk menulis rezekinya, ajalnya, amalannya, dan apakah dia akan celaka atau bahagia. Demi Allah yang tiada Tuhan selain Dia, sesungguhnya salah seorang di antara kamu akan beramal dengan amalan ahli surga sehingga jarak antara dia dan surga hanya sehasta, lalu dia didahului oleh ketentuan tulisan kitab, lantas ia mengerjakan amalan ahli neraka lalu dia memasuki neraka. Dan sesungguhnya salah seorang di antara kamu akan beramal dengan amalan ahli neraka sehingga jarak antara dia dan neraka hanya sehasta, lalu dia didahului oleh ketentuan tulisan kitab, lantas ia mengerjakan amalan ahli surga lalu dia memasuki surga.”
Qada dan qadar ini selalu disebut bersama karena adanya hubungan yang saling mendukung. Dijelaskan bahwa qadar merupakan takdir yang telah tertulis, maka qada adalah perbuatan Allah dalam menuntaskan qadar. Karena itulah ada yang namanya qada muallaq, qada yang masih dapat kita ubah dengan usaha kita meski jalan kita (qadar) nantinya hanya satu.
Berikut adalah perbedaan dan persamaan qada dan qadar:
1. Perbedaan Qada Dan Qadar
Qadar merupakan takdir yang tidak dapat diubah-ubah lagi, sedangkan qada merupakan kehendak Allah dalam memenuhi takdir yang di tengah jalan masih bisa diubah.
Dalam firman Allah Q.S As-Shaffat ayat 96, “Allah menciptakan kalian dan Allah menciptakan perbuatan kalian.”
Ayat ini menunjukkan bahwa segala hal yang terjadi telah ditentukan Allah, bahkan hal yang kita lakukan sekalipun. Hal ini dikuatkan lagi dalam sebuah hadits,
“Sesungguhnya Allah pencipta setiap pelaku perbuatan dan perbuatannya.” (HR. Al Baihaqi)
Contoh qadar adalah tersapunya umat nabi Nuh oleh hujan 40 hari 40 malam yang mendatangkan banjir yang tak terelakkan.
Sedangkan qada merupakan kehendak Allah yang apabila Allah inginkan terjadi pada seseorang atau suatu umat, pasti terjadi. Meski ada hal-hal yang tak bisa diubah dari takdir kita, Allah memastikan bahwa dengan usaha dan tawakkal kita kepada-Nya, Dia akan memberi kita yang terbaik dari usaha kita itu. Semua dapat kita lihat pada firman Allah yang tak mungkin salah sebagai berikut:
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sehingga kaum itu mau mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.” (Q.S Ar-Ra’du: 34)
“Dan bahwasanya seseorang itu tidak memperoleh selain apa yang diusahakan. Dan bahwasanya usahanya itu kelak akan diperlihatkan kepadanya, kemudian akan diberi balasan yang paling sempurna.” (Q.S An-Najm: 39-40)
Ayat-ayat ini menjelaskan bahwa ada ketentuan yang bisa kita usahakan, bahwa dengan berusaha barulah kita bisa mencapai hal yang kita cita-citakan. Contohnya adalah rezeki. Apabila kita menghendaki untuk mendapat rezeki yang lebih banyak, maka kita harus berusaha bekerja dan mengusahakan sesuatu untuk mendapat tambahan rezeki.
Penjelasan arti secara bahasa bahwa qadar merupakan hukum atau ketentuan, sedangkan qada merupakan kehendak.
Qadar telah tertulis dalam kitab lauhul mahfuz dan kitab tersebut merupakan sesuatu yang takkan bisa diubah lagi ketentuan di dalamnya. Asal katanya dari qadara-qadaru-qadaran yang berarti akhir atau puncak dari segala sesuatu. Seperti yang dimaksud dalam katanya, qadar mencakup seluruh perbuatan dan kejadian sejak zaman azali hingga kiamat tiba.
Sedangkan qada secara bahasa masih dapat dimutlakkan menjadi mengandung makna qadar, namun masih berbeda, sehingga qada lebih tepat diartikan sebagai kehendak, kemauan, dan penciptaan.
Contoh perbedaan antara qada dan qadar adalah takdir yang menentukan apakah pada akhirnya nanti seseorang akan menjadi kaya atau tidak tak bisa diketahui, namun nantinya kita akan mengetahui juga. Tetapi kehendak Allah-lah yang menentukan pemberian rezeki itu kepada tiap orang sesuai usahanya masing-masing.
2. Persamaan Qada Dan Qadar
2.1. Qada dan qadar menentukan kehidupan tiap manusia
Sesuai penjelasan artinya, qada dan qadar merupakan takdir manusia yang tak terelakkan. Sejak lahir hingga ajal menjemput, lika-liku kehidupan kita yang kita pikir merupakan pilihan dan kerja keras kita sendiri, bahwa kita bahagia atau menderita selama hidup, sesungguhnya telah diketahui oleh Yang Mahakuasa sebelum segala sesuatunya terjadi. Baik qada maupun qadar, Allah membimbing kita untuk berjalan di atas suratan takdir kita sendiri.
2.2. Qada dan qadar disetarakan dan disebut bersama dalam rukun iman
Mengapa kita harus beriman kepada qada dan qadar secara bersama-sama? Karena mustahil bagi seorang hamba untuk hanya beriman pada qada saja atau beriman pada qadar saja. Qada merupakan kehendak Allah yang berkaitan langsung dengan qadar, ketentuan Allah yang tentu saja telah Dia tentukan sebelumnya. Dengan beriman kepada qada dan qadar, kita akan merasakan kebesaran Allah yang tak dapat kita pungkiri, yaitu keputusan-Nya atas seluruh kehidupan kita. Kita akan merasa kecil dan tak berdaya. Namun, dengan kasih-Nya, Allah menyuruh kita untuk berusaha dan berdoa sehingga Dia bisa saja berkehendak lain di jalan takdir yang kita tempuh. Ketika kita mengerti akan kekuasaan-Nya, kita dapat berserah diri pada-Nya. Kita akan meyakini bahwa apa yang telah tertulis merupakan keputusan Allah yang paling baik untuk hamba-Nya.
Sumber : http://perpustakaancyber.blogspot.com
0 komentar: