sebelumnya tidak pernah barang
dagangannya habis terjual dalam waktu singkat dan mendapatkan laba tidak
sedikit. Dari sinilah Khadijah tidak ingin melepaskan nabi Muhammad.
6. Nabi Muhammad Menikah dengan Siti Khadijah
Setelah nabi Muhammad menjualkan barang dagangan Siti Khadijah beberapa kali dan mendapatkan laba yang tidak sedikit, maka beliaupun pulang ke rumah tuannya. Namun sesampainya disana datanglah lamaran dari pihak Siti Khadijah. Semula nabi Muhammad belum memastikan dan ingin meminta tempo beberapa hari lagi guna membicarakannya dengan Abu Thalib pamannya.
Abu Thalib yang mendengar ucapan nabi Muhammad menyatakan setuju sebab menurut pandangannya Siti Khadijah adalah perempuan yang alim. Tidak pernah main-main ke tetangga. Setelah diadakan musyawarah maka hari perkawinannya pun ditentukan. Ketika itu nabi Muhammad sudah berusia 25 tahun dan siti Khadijah berusia 40 tahun.
7. Nabi Muhammad Mendamaikan Pemuka Quraisy
Dengan persatuan yang kuat, mereka bergotong royong untuk memperbaiki Ka'bah. Setelah bangunan Ka'bah berdiri seperti sedia kala barulah meletakkan batu Hajar Aswad. Pada saat inilah pemuka Quraisy berbeda pendapat dan hampir saja terjadi pertumpahan darah. Mereka ingin batu Hajar Aswad sesuai kemauannya sendiri, sebagian ada yang mengusulkan sebaiknya ditempatkan pada tempat semula. Namun sebagian lagi menentang.
Karena adanya pertentangan ini, maka Hajar Aswad tetap pada tempatnya (tidak jadi dipasang kembali). Sebab pertentangan belum ada jalan keluarnya.
Di saat-saat seperti itu, datanglah nabi Muhammad. Beliau mengusulkan agar batu Hajar Aswad ditaruh pada kain, Kemudian pemuka-pemuka Quraisy mengangkatnya bersama-sama. Sedangkan yang menentukan peletakkan batu itu adalah nabi Muhammad sendiri. Keputusan itu diterima oleh pemuka-pemuka Quraisy dengan senang hati. Sehingga pertentangan tidak ada lagi.
Dengan adanya kejadian itu, maka bertambah harum nama nabi Muhammad di kalangan suku Quraisy.
8. Akhlak Nabi Muhammad
Semenjak nabi Muhammad masih kanak-kanak hingga diangkat menjadi Rasul mempunyai akhlak yang terpuji. Beliau tidak pernah berbohong seumur hidupnya. Tidak pernah berkata kotor, keji dan tidak pernah melakukan perbuatan maksiat.
Tidak heran jika beliau mendapat gelar "Al Amin". Sungguh gelar yang mengagumkan. Hanya orang seperti beliau yang patut mendapat gelar itu. Sebagian ahli sejarah mengatakan bahwa semasa nabi Muhammad hidup tidak pernah menyembah berhala atau memakan barang kurban yang disajikan bagi berhala.
Inilah akhlak yang patut dicontoh oleh umatnya. Sebagai umat yang mengakui kenabiannya, maka kita harus meniru budi pekerti beliau. Marilah kita terapkan akhlak beliau pada kehidupan sehari-hari.
9. Nabi Muhammad Bertahan di Goa Hira'
Perjalanan hidupnya yang penuh dengan kepedihan membuat nabi Muhammad berpikir. Ketika berumur 7 tahun beliau telah menghadapi kematian ibunya. Dan masih banyak lagi peristiwa-peristiwa lainnya yang menjadikan pemikirannya di Gua Hiro'. Di dalam gua itulah nabi Muhammad menggembleng dirinya untuk pemusatan jiwa yang lebih sempurna.
Di dalam gua Hira’ nabi Muhammad selalu merenungkan tentang pencipta alam raya. Namun sebelum sampai pada titik hakikat yang sebenarnya, beliau tidak mampu memikirkan lagi. Seperti yang telah difirmankan Allah surat Asy-Syura ayat 52 :
Artinya : “Dan Kami wahyukan kepadamu wahyu (Al Our'an) dengan perintah Kami. Sebelumnya kamu tidaklah mengetahui apakah Al Kitab (Al Qur'an) dan tidak pula mengetahui apakah iman itu, tetapi Kami menjadikan Al Our'an itu cahaya, yang Kami tunjuki dengan siapa yang Kami kehendaki di antara hamba-hamba Kami. Dan sesungguhnya kamu benar-benar memberi petunjuk kepada jalan yang lurus". (Asy Syuura : 52)
10. Wahyu Pertama
Semenjak nabi Muhammad berusia 40 tahun, beliau lebih senang bertahan Nuts di gua Hira'. Beliau mencari tempat yang sepi dan jauh dari keramaian duniawi sebab ingin memusatkan pikirannya.
Tepat pada malam 17 Ramadhan, beliau mendapat wahyu pertama yang diajarkan malaikat Jibril. Wahyu itu adalah surat Al Alak ayal 1 sampai 5:
Artinya:
"Bacalah dengan nama Tuhanmu, yang menjadikan manusia dari segumpal darah. Bacalah dan Tuhanmu teramat Mulya, yang mengajarkan dengan pena (tulis, baca) mengajarkan manusia yang tidak diketahuinya. (AI-'Alaq : 1-5)
Ketika malaikat Jibril memberi wahyu itu dan menyuruh nabi Muhammad membaca :
" Bacalah dengan hati terperanjat, "kata malaikat Jibril.
" Aku tidak dapat membaca, "jawab nabi Muhammad dengan gemetar.
Kemudian malaikat Jibril merangkul nabi Muhammad beberapa kali sehingga napasnya sesak. Dan rangkulan itupun lalu dilepaskannya.
" Bacalah kata malaikat Jibril setelah melepaskan pelukannya. " Aku tidak dapat membaca, "jawab nabi Muhammad.
Begitu diulanginya hingga tiga kali sehingga nabi Muhammad bertanya pada malaikat Jibril.
" Apa yang harus kubaca ? "tanya nabi Muhammad pada malaikat Jibril. Kemudian malaikat Jibril
mengajarkan bacaan surat Al Alaq seperti di atas.
Dengan turunnya wahyu itu, berarti nabi Muhammad telah dipilih Allah untuk menjadi panutan dan pandangan semua umat. Artinya beliau telah dipilih menjadi Rasul.
Setelah menerima wahyu itu, beliau lari pulang dan badan gemetar. Kemudian beliau minta diselimuti oleh isterinya. Isterinya menuruti perintah suaminya.
Dengan perasaan cemas nabi Muhammad menceritakan peristiwa yang telah dialaminya di Gua Hira'. Namun isterinya tidak kelihatan cemas atau khawatir sedikitpun.
"Bergembiralah hai anak pamanku, tetapkanlah hatimu, semoga Tuhan akan mengangkat kau menjadi Rasul terakhir, "kata Khodijah membesarkan hati nabi Muhammad.
Karena istrinya telah meyakinkan dan menunjukkan kesetiaannya dalam suasana apapun, akhirnya nabi Muhammad tertidur dengan hati tenang. Ketika keesokan harinya, maka istrinya mengajak bertandang pada seorang pamannya.
Paman Siti Khadijah ini beragama Nasrani dan paham bahasa Ibrahim. Beliau bernama "Waraqah bin naufal". Beliau juga dapat menterjemahkan bahasa yang ada di kitab Injil dan kitab Taurat ke bahasa Arab.
Sesampainya nabi Muhammad dan istrinya di rumah pamannya, maka Siti Khadijah menceritakan semua kejadian yang telah dialami suaminya di Gua Hira'.
" Janganlah takut kau Muhammad. Yang datang adalah Malaikat Jibril (Rukhut Qudus) dengan membawa wahyu Allah, "kata Waraqah bin Naufal menerangkan.
" Seandainya Tuhan masih mempertemukan aku dengan kamu di masamu, niscaya aku akan melindungimu, "sambung Waraqah.
" Ya, semua utusan Allah yang datang membawa risalah dan rnembawa wahyu akan dimusuhi oleh kaumnya. Namun kalian tidak perlu khawatir, sebab Tuhan akan menjaga keselamatanmu, "kata Waraqah menghibur.
Setelah mengetahui tanda-tanda kenabian yang sudah diterangkan Waraqah, akhirnya Khadijah dan nabi Muhammad pamit pulang. Sepanjang jalan Siti Khadijah memikirkan ucapan-ucapan pamannya. Dari lubuk hatinya ikut menyatakan akan selalu membantu usaha suaminya dalam melakukan syiar agama. Akhirnya wanita kaya itu merelakan semua harta bendanya demi perjuangan agama.
11. Wahyu Kedua
Setelah beliau menunggu hampir 3 bulan sejak turunnya wahyu pertama, barulah wahyu kedua ini menyusul. Nabi Muhammad hampir saja putus asa menunggu wahyu kedua ini. Wahyu kedua ini diterima di Gua Hira' juga.
Seperti biasa, beliau bertahan Nuts di Gua Hira' kembali setelah mendengarkan penjelasan paman istrinya. Beliau bertambah yakin setelah mengetahui tanda-tanda kenabiannya.
Berangkat dari situlah akhirnya nabi Muhammad mengharapkan wahyu kedua. Dan beliau melakukan Tahan Nuts di tempat biasa. Ketika itu beliau mendengar suara dari langit dan tampaklah malaikat Jibril mendatanginya. Dengan serta merta beliau lari pulang dalam keadaan menggigil. Istrinya disuruh untuk menyelimuti beliau. Dalam keadaan inilah wahyu itu diberikan seperti yang telah diabadikan dalam surat Mudatsir ayat 1 –7:
Artinya: " Hai orang yang berselimut. Bangunlah dan berikan peringatan! Besarkanlah (nama) Tuhanmu, bersihkan pakaianmu, jauhkan perbuatan maksiat, jangan kamu memberi, karena hendak mengambil keuntungan, dan hendaklah kamu bersabar untuk memenuhi perintah Allah (Mudatsir: 1-7)
Dengan turunnya wahyu kedua, maka jelaslah bagi beliau bahwa dirinya telah diberi tugas oleh Allah untuk menyampaikan risalah dan memberikan (menunjukkan) jalan kebenaran. Dengan demikian beliau juga harus segera mengadakan dakwah agama secepatnya.
12. Dakwah Nabi Muhammad
Setelah beliau mendapatkan wahyu kedua lalu mengadakan dakwah dengan cara sembunyi-sembunyi. Dakwah ini dilakukannya hingga 3 tahun lamanya. Sasaran dakwah beliau kali ini adalah keluarga dan sahabat-sahabat dekatnya.
Setelah semua keluarga dan sahabat mengakui kenabiannya…
Baca bagian satu [Disini]
Baca bagian tiga [Disini]
Baca bagian empat [Disini]
(http://sejarahkisahnabi.blogspot.com)
Setelah nabi Muhammad menjualkan barang dagangan Siti Khadijah beberapa kali dan mendapatkan laba yang tidak sedikit, maka beliaupun pulang ke rumah tuannya. Namun sesampainya disana datanglah lamaran dari pihak Siti Khadijah. Semula nabi Muhammad belum memastikan dan ingin meminta tempo beberapa hari lagi guna membicarakannya dengan Abu Thalib pamannya.
Abu Thalib yang mendengar ucapan nabi Muhammad menyatakan setuju sebab menurut pandangannya Siti Khadijah adalah perempuan yang alim. Tidak pernah main-main ke tetangga. Setelah diadakan musyawarah maka hari perkawinannya pun ditentukan. Ketika itu nabi Muhammad sudah berusia 25 tahun dan siti Khadijah berusia 40 tahun.
7. Nabi Muhammad Mendamaikan Pemuka Quraisy
Dengan persatuan yang kuat, mereka bergotong royong untuk memperbaiki Ka'bah. Setelah bangunan Ka'bah berdiri seperti sedia kala barulah meletakkan batu Hajar Aswad. Pada saat inilah pemuka Quraisy berbeda pendapat dan hampir saja terjadi pertumpahan darah. Mereka ingin batu Hajar Aswad sesuai kemauannya sendiri, sebagian ada yang mengusulkan sebaiknya ditempatkan pada tempat semula. Namun sebagian lagi menentang.
Karena adanya pertentangan ini, maka Hajar Aswad tetap pada tempatnya (tidak jadi dipasang kembali). Sebab pertentangan belum ada jalan keluarnya.
Di saat-saat seperti itu, datanglah nabi Muhammad. Beliau mengusulkan agar batu Hajar Aswad ditaruh pada kain, Kemudian pemuka-pemuka Quraisy mengangkatnya bersama-sama. Sedangkan yang menentukan peletakkan batu itu adalah nabi Muhammad sendiri. Keputusan itu diterima oleh pemuka-pemuka Quraisy dengan senang hati. Sehingga pertentangan tidak ada lagi.
Dengan adanya kejadian itu, maka bertambah harum nama nabi Muhammad di kalangan suku Quraisy.
8. Akhlak Nabi Muhammad
Semenjak nabi Muhammad masih kanak-kanak hingga diangkat menjadi Rasul mempunyai akhlak yang terpuji. Beliau tidak pernah berbohong seumur hidupnya. Tidak pernah berkata kotor, keji dan tidak pernah melakukan perbuatan maksiat.
Tidak heran jika beliau mendapat gelar "Al Amin". Sungguh gelar yang mengagumkan. Hanya orang seperti beliau yang patut mendapat gelar itu. Sebagian ahli sejarah mengatakan bahwa semasa nabi Muhammad hidup tidak pernah menyembah berhala atau memakan barang kurban yang disajikan bagi berhala.
Inilah akhlak yang patut dicontoh oleh umatnya. Sebagai umat yang mengakui kenabiannya, maka kita harus meniru budi pekerti beliau. Marilah kita terapkan akhlak beliau pada kehidupan sehari-hari.
9. Nabi Muhammad Bertahan di Goa Hira'
Perjalanan hidupnya yang penuh dengan kepedihan membuat nabi Muhammad berpikir. Ketika berumur 7 tahun beliau telah menghadapi kematian ibunya. Dan masih banyak lagi peristiwa-peristiwa lainnya yang menjadikan pemikirannya di Gua Hiro'. Di dalam gua itulah nabi Muhammad menggembleng dirinya untuk pemusatan jiwa yang lebih sempurna.
Di dalam gua Hira’ nabi Muhammad selalu merenungkan tentang pencipta alam raya. Namun sebelum sampai pada titik hakikat yang sebenarnya, beliau tidak mampu memikirkan lagi. Seperti yang telah difirmankan Allah surat Asy-Syura ayat 52 :
Artinya : “Dan Kami wahyukan kepadamu wahyu (Al Our'an) dengan perintah Kami. Sebelumnya kamu tidaklah mengetahui apakah Al Kitab (Al Qur'an) dan tidak pula mengetahui apakah iman itu, tetapi Kami menjadikan Al Our'an itu cahaya, yang Kami tunjuki dengan siapa yang Kami kehendaki di antara hamba-hamba Kami. Dan sesungguhnya kamu benar-benar memberi petunjuk kepada jalan yang lurus". (Asy Syuura : 52)
10. Wahyu Pertama
Semenjak nabi Muhammad berusia 40 tahun, beliau lebih senang bertahan Nuts di gua Hira'. Beliau mencari tempat yang sepi dan jauh dari keramaian duniawi sebab ingin memusatkan pikirannya.
Tepat pada malam 17 Ramadhan, beliau mendapat wahyu pertama yang diajarkan malaikat Jibril. Wahyu itu adalah surat Al Alak ayal 1 sampai 5:
Artinya:
"Bacalah dengan nama Tuhanmu, yang menjadikan manusia dari segumpal darah. Bacalah dan Tuhanmu teramat Mulya, yang mengajarkan dengan pena (tulis, baca) mengajarkan manusia yang tidak diketahuinya. (AI-'Alaq : 1-5)
Ketika malaikat Jibril memberi wahyu itu dan menyuruh nabi Muhammad membaca :
" Bacalah dengan hati terperanjat, "kata malaikat Jibril.
" Aku tidak dapat membaca, "jawab nabi Muhammad dengan gemetar.
Kemudian malaikat Jibril merangkul nabi Muhammad beberapa kali sehingga napasnya sesak. Dan rangkulan itupun lalu dilepaskannya.
" Bacalah kata malaikat Jibril setelah melepaskan pelukannya. " Aku tidak dapat membaca, "jawab nabi Muhammad.
Begitu diulanginya hingga tiga kali sehingga nabi Muhammad bertanya pada malaikat Jibril.
" Apa yang harus kubaca ? "tanya nabi Muhammad pada malaikat Jibril. Kemudian malaikat Jibril
mengajarkan bacaan surat Al Alaq seperti di atas.
Dengan turunnya wahyu itu, berarti nabi Muhammad telah dipilih Allah untuk menjadi panutan dan pandangan semua umat. Artinya beliau telah dipilih menjadi Rasul.
Setelah menerima wahyu itu, beliau lari pulang dan badan gemetar. Kemudian beliau minta diselimuti oleh isterinya. Isterinya menuruti perintah suaminya.
Dengan perasaan cemas nabi Muhammad menceritakan peristiwa yang telah dialaminya di Gua Hira'. Namun isterinya tidak kelihatan cemas atau khawatir sedikitpun.
"Bergembiralah hai anak pamanku, tetapkanlah hatimu, semoga Tuhan akan mengangkat kau menjadi Rasul terakhir, "kata Khodijah membesarkan hati nabi Muhammad.
Karena istrinya telah meyakinkan dan menunjukkan kesetiaannya dalam suasana apapun, akhirnya nabi Muhammad tertidur dengan hati tenang. Ketika keesokan harinya, maka istrinya mengajak bertandang pada seorang pamannya.
Paman Siti Khadijah ini beragama Nasrani dan paham bahasa Ibrahim. Beliau bernama "Waraqah bin naufal". Beliau juga dapat menterjemahkan bahasa yang ada di kitab Injil dan kitab Taurat ke bahasa Arab.
Sesampainya nabi Muhammad dan istrinya di rumah pamannya, maka Siti Khadijah menceritakan semua kejadian yang telah dialami suaminya di Gua Hira'.
" Janganlah takut kau Muhammad. Yang datang adalah Malaikat Jibril (Rukhut Qudus) dengan membawa wahyu Allah, "kata Waraqah bin Naufal menerangkan.
" Seandainya Tuhan masih mempertemukan aku dengan kamu di masamu, niscaya aku akan melindungimu, "sambung Waraqah.
" Ya, semua utusan Allah yang datang membawa risalah dan rnembawa wahyu akan dimusuhi oleh kaumnya. Namun kalian tidak perlu khawatir, sebab Tuhan akan menjaga keselamatanmu, "kata Waraqah menghibur.
Setelah mengetahui tanda-tanda kenabian yang sudah diterangkan Waraqah, akhirnya Khadijah dan nabi Muhammad pamit pulang. Sepanjang jalan Siti Khadijah memikirkan ucapan-ucapan pamannya. Dari lubuk hatinya ikut menyatakan akan selalu membantu usaha suaminya dalam melakukan syiar agama. Akhirnya wanita kaya itu merelakan semua harta bendanya demi perjuangan agama.
11. Wahyu Kedua
Setelah beliau menunggu hampir 3 bulan sejak turunnya wahyu pertama, barulah wahyu kedua ini menyusul. Nabi Muhammad hampir saja putus asa menunggu wahyu kedua ini. Wahyu kedua ini diterima di Gua Hira' juga.
Seperti biasa, beliau bertahan Nuts di Gua Hira' kembali setelah mendengarkan penjelasan paman istrinya. Beliau bertambah yakin setelah mengetahui tanda-tanda kenabiannya.
Berangkat dari situlah akhirnya nabi Muhammad mengharapkan wahyu kedua. Dan beliau melakukan Tahan Nuts di tempat biasa. Ketika itu beliau mendengar suara dari langit dan tampaklah malaikat Jibril mendatanginya. Dengan serta merta beliau lari pulang dalam keadaan menggigil. Istrinya disuruh untuk menyelimuti beliau. Dalam keadaan inilah wahyu itu diberikan seperti yang telah diabadikan dalam surat Mudatsir ayat 1 –7:
Artinya: " Hai orang yang berselimut. Bangunlah dan berikan peringatan! Besarkanlah (nama) Tuhanmu, bersihkan pakaianmu, jauhkan perbuatan maksiat, jangan kamu memberi, karena hendak mengambil keuntungan, dan hendaklah kamu bersabar untuk memenuhi perintah Allah (Mudatsir: 1-7)
Dengan turunnya wahyu kedua, maka jelaslah bagi beliau bahwa dirinya telah diberi tugas oleh Allah untuk menyampaikan risalah dan memberikan (menunjukkan) jalan kebenaran. Dengan demikian beliau juga harus segera mengadakan dakwah agama secepatnya.
12. Dakwah Nabi Muhammad
Setelah beliau mendapatkan wahyu kedua lalu mengadakan dakwah dengan cara sembunyi-sembunyi. Dakwah ini dilakukannya hingga 3 tahun lamanya. Sasaran dakwah beliau kali ini adalah keluarga dan sahabat-sahabat dekatnya.
Setelah semua keluarga dan sahabat mengakui kenabiannya…
Baca bagian satu [Disini]
Baca bagian tiga [Disini]
Baca bagian empat [Disini]
(http://sejarahkisahnabi.blogspot.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar