dan beriman kepada Allah, maka
beliaupun melakukan dakwah secara terang-terangan. Artinya beliau
melakukan dakwah kepada siapa saja dan pada tempat terbuka. Hal ini
disebabkan oleh turunnya sebuah firman :
Artinya: “Maka jalankanlah apa yang diperintahkan kepadamu, dan berpalinglah dari orang-orang musyrik.” (Al Hijr: 94)
Dengan adanya dakwah secara terang-terangan mengundang perhatian beberapa pemuka kaum Quraisy. Mereka mengatakan bahwa nabi Muhammad telah membawa agama baru. Pada mulanya mereka menganggap dakwah nabi Muhammad tidak mempunyai pendirian dan tujuan. Namun setelah melihat kemajuan yang pesat pada ajarannya, barulah kaum Quraisy itu terkejut. Jika ajaran nabi Muhammad dibiarkan tentunya akan membinasakan sesembahan mereka sebab beliau tidak pernah menyukai hal-hal seperti itu. Dengan demikian kaum Quraisy akan tergeser kedudukannya oleh umat nabi Muhammad.
13. Halangan Orang Quraisy
Sudah menjadi tradisi dan menjadi kebiasaan bahwa dimana ada ajaran kebenaran, maka disana pula timbul pertentangan. Mengapa demikian? Sebab ajaran yang dibawa nabi Muhammad bukan saja merebut kaum-kaum yang mendengar dan mengetahuinya, namun menggebrak langsung pada penyembahan berhala. Nabi Muhammad melarang menyembahnya.
Demi melihat gerakan yang dilakukan nabi Muhammad semakin maju pesat, maka pemuka kaum kafir mencoba menghalanginya. Dengan demikian ruang lingkup syiar agama nabi Muhammad jadi terbatas.
Pada suatu ketika datanglah serombongan pemuka kaum Quraisy ke rumah Abu Thalib dengan maksud menyuruh beliau agar menghentikan dakwah nabi Muhammad. Ternyata tuntutan
merasa ditolak oleh Abu Thalib. Sikap orang Quraisy menimbulkan kekhawatiran akan keselamatan anak keponakannya. Maka dipanggillah nabi Muhammad.
" Wahai anakku, sesungguhnya aku telah didatangi beberapa pemuka kaum Quraisy. Mereka bertujuan untuk meminta aku agar menghentikan semua dakwahmu. Mereka juga meminta agar kamu tidak menyiarkan agamamu dan menghina sesembahan nenek moyangnya, "kata Abu Thalib dengan perasaan tak menentu.
" Wahai pamanku, seandainya mereka bisa menaruh bulan di tangan kiriku dan matahari di tangan kananku kemudian mereka menyuruh aku agar menghentikan dakwahku, maka aku akan menolaknya juga, "kata nabi Muhammad dengan tegas.
Setelah mendengar penuturan nabi Muhammad itu, maka Abu Thalib bertekad untuk melindunginya. Meskipun harus berkorban harta, dan jiwa. la tidak merelakan nabi Muhammad mendapat siksaan dari kaum Quraisy.
14. Pemboikotan Terhadap Keluarga Abu Thalib
Selelah semua usaha untuk menghentikan dakwah nabi Muhammad tidak menemukan hasil sama sekali, akhirnya para suku Quraisy bermusyawarah. Mereka hendak merencanakan suatu pemboikotan terhadap keluarga nabi termasuk Abu Tholib.
Kaum Quraisy membuat pernyataan yang digantungkan pada dinding Ka'bah yang isinya : tidak boleh mengadakan hubungan perkawinan, jual beli, saling mengunjungi, atau segala sesuatu yang bersifat menguntungkan bani Hasyim dan Bani Muthalib (keluarga nabi).
Hal ini tentu merupakan siksaan tersendiri bagi keluarga nabi, meskipun demikian nabi Muhammad tetap melakukan dakwahnya, sehingga semakin banyak pengikutnya. Ternyata pernyataan yang dibuat para pemuka suku Quraisy itu tidak membawa hasil juga. Dengan sendirinya para pemuka Quraisy mencabut pernyataan itu kembali
15. Tahun Duka Cita
Dinamakan demikian sebab pada tahun ini nabi Muhammad mengalami penderitaan dengan adanya peristiwa wafatnya Abu Thalib, (pamannya). Beliau meninggal pada usia 87 tahun dan merupakan perisai bagi nabi Muhammad. Sebab beliau merupakan orang terhormat di tubuh suku Quraisy. Sehingga dakwah yang dilakukan nabi Muhammad mengalami kemajuan karena kaum Quraisy segan pada pamannya.
Pada tahun itu benar-benar tahun ujian bagi nabi Muhammad. Sebab tidak beberapa lama kemudian istrinya (Siti Khadijah) juga meninggal dunia. Bisa dibayangkan bagaimana hancurnya perasaan begitu ditinggal oleh orang-orang yang dicintainya. Meskipun demikian nabi Muhammad tetap melakukan dakwahnya seperti biasa. Beliau tidak berputus asa dalam dakwahnya hanya karena cobaan itu.
Saat itu pula datanglah beberapa orang kafir yang hendak menghentikan dakwah nabi Muhammad. Mereka hendak memusnahkan nabi Muhammad. Melihat daerah Mekkah sudah tidak bisa dijadikan pusat dakwahnya, akhirnya nabi Muhammad memutuskan untuk pindah dengan tujuan Thoif. Thoif adalah daerah para kabilah Tsaqif. Beliau menjumpai pemuka kabilah dan mengajaknya pada agama islam. Ternyata ajakan nabi Muhammad tidak dapat diterima dan beliau mendapatkan perlakuan yang sangat kasar. Beliau diusir dari perkampungan itu sambil dilempari batu. Meskipun demikian nabi Muhammad tidak sakit hati. Beliau mendoakan agar Allah membuka pintu hati kaum Tsaqif itu.
16. Isro' Mi'roj
Setelah pengusiran yang dilakukan oleh kaum Tsaqif maka beliau pulang ke kampung halamannya sambil berdakwah. Pada saat menghadapi ujian yang sangat berat dan sering terjadi, serta perjuangannya mencapai titik puncak maka Allah menyuruh nabi Muhammad untuk melaksanakan Isro' Mi'roj. Artinya melakukan perjalanan yang hanya ditempuh semalam. Perjalanan itu sangatlah jauh yaitu dari Mekkah ke Masjidil Aqsa (di Palestina)
Kemudian naik lagi ke langit tingkat sampai ke tujuh.SidratuI Munthaha. Di sanalah nabi Muhammad mendapat perintah agar mela'kukan shalat lima waktu.
Bagi orang kafir, peristiwa ini tidak masuk akal, sebab perjalanan yang jaraknya jutaan mil hanya ditempuh dengan semalam. Namun bagi pengikut yang setia, hal itu adalah suatu kebesaran Allah yang ditunjukkan kepada umat-Nya agar tetap mengingat-Nya.
Peristiwa Isra’ Mi'roj terjadi pada malam 27 Rajab tahun ke 11 sesudah beliau diangkat menjadi Rasul.
17. Orang Yatsrib Masuk Islam.
Ketika tiba musim haji, maka berdatanglah kabilah-kabilah dari penjuru Mekkah. Diantara orang-orang yang datang itu ada jamaah Kazraj. Seperti biasa pada saat musim haji tiba. ini merupakan kesempatan emas bagi nabi untuk melakukan dakwahnya. Orang-orang yang mendengarkan ceramahnya selalu memperhatikan. Sebab pada dasarnya nabi Muhammad menyebut saudara pada hadirin yang datang. Dengan sebutan itu tampaknya para pendatang merasakan keakraban tersendiri dalam hatinya.
Banyak diantara mereka yang menyatakan beriman kepada Allah dan mengakui kerasulan nabi Muhammad. Setelah pulang mereka mengabarkan pada kawannya di negeri Yatsrib bahwa di Mekkah telah ada (muncul) nabi akhir zaman. Begitulah kisah yang dibawah orang Yatsrib pada kawan-kawannya. Sehingga kaum Yatsrib mengikuti ajaran nabi Muhammad yang benar itu.
18. Perjanjian Nabi Muhammad Dengan Kaum Yatsrib
Pada tahun ke 12 setelah kenabiannya datanglah 12 orang laki-laki dan perempuan. Mereka dari daerah Yatsrib dan hendak melakukan ibadah haji serta ingin mendengarkan langsung dakwah nabi Muhammad.
Mereka mengadakan perjanjian dengan nabi Muhammad, secara rahasia di 'Aqobah. Isi perjanjian itu ialah melarang kaum Yatsrib menyekutukan Allah dan melarang perbuatan keji serta diharuskan mengakui kenabian nabi Muhammad.
Perjanjian itu disebut juga dengan Ba'atul 'Aqobatil Ufa atau Ba'tun Nisa'. Jika diartikan ialah perjanjian Aqobah yang pertama atau perjanjian wanita. Dinamakan perjanjian wanita sebab pada saat mengadakan perjanjian itu hadir pula seorang perempuan bernama 'Afra bin 'Abid.
Sesudah perjanjian itu maka nabi Muhammad mengirimkan Mush'ab bin Umair untuk pergi ke Yatsrib bersama dengan orang-orang Yatsrib. Tujuan pengiriman duta itu ialah untuk mengajarkan membaca Al Qur'an dan menyebarkan agama Islam.
Pada tahun 13 setelah kenabiannya, datanglah serombongan orang Yatsrib yang berhaji. Mereka berjumlah 73 orang laki-laki dan perempuan. Mereka ingin mengadakan pertemuan dengan Rasulullah, namun secara rahasia. Sebab nabi sangat khawatir jika hal itu diketahui oleh suku Quraisy. Setelah tiba hari menjalankan ibadah haji, mereka berangkat ke 'Aqobah guna pertemuan dengan Rasulullah. Di sana sudah ada beliau dengan pamannya yakni Abbas bin Abdul Muthalib yang masih memegang tradisi Quraisy.
Pada dasarnya kaum Yatsrib mengajak nabi Muhammad untuk bersamanya, sedangkan pamannya tetap mempertahankan beliau. Akhirnya nabi Muhammad bersabda sambil membaca Al Qur'an : " Berjanjilah kalian kepadaku untuk menerima dan taat dalam keadaan apapun. Berbuatlah kebaikan dan basmilah perbuatan mungkar. Hendaknya kalian membantu anak-anakmu dan istrimu sebab kelak akan kau ambil buahnya di syurga".
Kemudian mereka berjanji di hadapan Rasulullah untuk tetap setia dalam keadaan apapun juga. Karenanya nabi Muhammad menyuruh 12 orang untuk memimpin penyebarluasan agama Islam.
19. Rasulullah Hijrah ke Yatsrib
Yatsrib merupakan kota yang tepat untuk berniaga. Hal ini sudah terjadi sejak dahulu kala. Perdagangan dari Syiria yang…
Baca bagian satu [Disini]
Baca bagian dua [Disini]
Baca bagian empat [Disini]
(http://sejarahkisahnabi.blogspot.com)
Artinya: “Maka jalankanlah apa yang diperintahkan kepadamu, dan berpalinglah dari orang-orang musyrik.” (Al Hijr: 94)
Dengan adanya dakwah secara terang-terangan mengundang perhatian beberapa pemuka kaum Quraisy. Mereka mengatakan bahwa nabi Muhammad telah membawa agama baru. Pada mulanya mereka menganggap dakwah nabi Muhammad tidak mempunyai pendirian dan tujuan. Namun setelah melihat kemajuan yang pesat pada ajarannya, barulah kaum Quraisy itu terkejut. Jika ajaran nabi Muhammad dibiarkan tentunya akan membinasakan sesembahan mereka sebab beliau tidak pernah menyukai hal-hal seperti itu. Dengan demikian kaum Quraisy akan tergeser kedudukannya oleh umat nabi Muhammad.
13. Halangan Orang Quraisy
Sudah menjadi tradisi dan menjadi kebiasaan bahwa dimana ada ajaran kebenaran, maka disana pula timbul pertentangan. Mengapa demikian? Sebab ajaran yang dibawa nabi Muhammad bukan saja merebut kaum-kaum yang mendengar dan mengetahuinya, namun menggebrak langsung pada penyembahan berhala. Nabi Muhammad melarang menyembahnya.
Demi melihat gerakan yang dilakukan nabi Muhammad semakin maju pesat, maka pemuka kaum kafir mencoba menghalanginya. Dengan demikian ruang lingkup syiar agama nabi Muhammad jadi terbatas.
Pada suatu ketika datanglah serombongan pemuka kaum Quraisy ke rumah Abu Thalib dengan maksud menyuruh beliau agar menghentikan dakwah nabi Muhammad. Ternyata tuntutan
merasa ditolak oleh Abu Thalib. Sikap orang Quraisy menimbulkan kekhawatiran akan keselamatan anak keponakannya. Maka dipanggillah nabi Muhammad.
" Wahai anakku, sesungguhnya aku telah didatangi beberapa pemuka kaum Quraisy. Mereka bertujuan untuk meminta aku agar menghentikan semua dakwahmu. Mereka juga meminta agar kamu tidak menyiarkan agamamu dan menghina sesembahan nenek moyangnya, "kata Abu Thalib dengan perasaan tak menentu.
" Wahai pamanku, seandainya mereka bisa menaruh bulan di tangan kiriku dan matahari di tangan kananku kemudian mereka menyuruh aku agar menghentikan dakwahku, maka aku akan menolaknya juga, "kata nabi Muhammad dengan tegas.
Setelah mendengar penuturan nabi Muhammad itu, maka Abu Thalib bertekad untuk melindunginya. Meskipun harus berkorban harta, dan jiwa. la tidak merelakan nabi Muhammad mendapat siksaan dari kaum Quraisy.
14. Pemboikotan Terhadap Keluarga Abu Thalib
Selelah semua usaha untuk menghentikan dakwah nabi Muhammad tidak menemukan hasil sama sekali, akhirnya para suku Quraisy bermusyawarah. Mereka hendak merencanakan suatu pemboikotan terhadap keluarga nabi termasuk Abu Tholib.
Kaum Quraisy membuat pernyataan yang digantungkan pada dinding Ka'bah yang isinya : tidak boleh mengadakan hubungan perkawinan, jual beli, saling mengunjungi, atau segala sesuatu yang bersifat menguntungkan bani Hasyim dan Bani Muthalib (keluarga nabi).
Hal ini tentu merupakan siksaan tersendiri bagi keluarga nabi, meskipun demikian nabi Muhammad tetap melakukan dakwahnya, sehingga semakin banyak pengikutnya. Ternyata pernyataan yang dibuat para pemuka suku Quraisy itu tidak membawa hasil juga. Dengan sendirinya para pemuka Quraisy mencabut pernyataan itu kembali
15. Tahun Duka Cita
Dinamakan demikian sebab pada tahun ini nabi Muhammad mengalami penderitaan dengan adanya peristiwa wafatnya Abu Thalib, (pamannya). Beliau meninggal pada usia 87 tahun dan merupakan perisai bagi nabi Muhammad. Sebab beliau merupakan orang terhormat di tubuh suku Quraisy. Sehingga dakwah yang dilakukan nabi Muhammad mengalami kemajuan karena kaum Quraisy segan pada pamannya.
Pada tahun itu benar-benar tahun ujian bagi nabi Muhammad. Sebab tidak beberapa lama kemudian istrinya (Siti Khadijah) juga meninggal dunia. Bisa dibayangkan bagaimana hancurnya perasaan begitu ditinggal oleh orang-orang yang dicintainya. Meskipun demikian nabi Muhammad tetap melakukan dakwahnya seperti biasa. Beliau tidak berputus asa dalam dakwahnya hanya karena cobaan itu.
Saat itu pula datanglah beberapa orang kafir yang hendak menghentikan dakwah nabi Muhammad. Mereka hendak memusnahkan nabi Muhammad. Melihat daerah Mekkah sudah tidak bisa dijadikan pusat dakwahnya, akhirnya nabi Muhammad memutuskan untuk pindah dengan tujuan Thoif. Thoif adalah daerah para kabilah Tsaqif. Beliau menjumpai pemuka kabilah dan mengajaknya pada agama islam. Ternyata ajakan nabi Muhammad tidak dapat diterima dan beliau mendapatkan perlakuan yang sangat kasar. Beliau diusir dari perkampungan itu sambil dilempari batu. Meskipun demikian nabi Muhammad tidak sakit hati. Beliau mendoakan agar Allah membuka pintu hati kaum Tsaqif itu.
16. Isro' Mi'roj
Setelah pengusiran yang dilakukan oleh kaum Tsaqif maka beliau pulang ke kampung halamannya sambil berdakwah. Pada saat menghadapi ujian yang sangat berat dan sering terjadi, serta perjuangannya mencapai titik puncak maka Allah menyuruh nabi Muhammad untuk melaksanakan Isro' Mi'roj. Artinya melakukan perjalanan yang hanya ditempuh semalam. Perjalanan itu sangatlah jauh yaitu dari Mekkah ke Masjidil Aqsa (di Palestina)
Kemudian naik lagi ke langit tingkat sampai ke tujuh.SidratuI Munthaha. Di sanalah nabi Muhammad mendapat perintah agar mela'kukan shalat lima waktu.
Bagi orang kafir, peristiwa ini tidak masuk akal, sebab perjalanan yang jaraknya jutaan mil hanya ditempuh dengan semalam. Namun bagi pengikut yang setia, hal itu adalah suatu kebesaran Allah yang ditunjukkan kepada umat-Nya agar tetap mengingat-Nya.
Peristiwa Isra’ Mi'roj terjadi pada malam 27 Rajab tahun ke 11 sesudah beliau diangkat menjadi Rasul.
17. Orang Yatsrib Masuk Islam.
Ketika tiba musim haji, maka berdatanglah kabilah-kabilah dari penjuru Mekkah. Diantara orang-orang yang datang itu ada jamaah Kazraj. Seperti biasa pada saat musim haji tiba. ini merupakan kesempatan emas bagi nabi untuk melakukan dakwahnya. Orang-orang yang mendengarkan ceramahnya selalu memperhatikan. Sebab pada dasarnya nabi Muhammad menyebut saudara pada hadirin yang datang. Dengan sebutan itu tampaknya para pendatang merasakan keakraban tersendiri dalam hatinya.
Banyak diantara mereka yang menyatakan beriman kepada Allah dan mengakui kerasulan nabi Muhammad. Setelah pulang mereka mengabarkan pada kawannya di negeri Yatsrib bahwa di Mekkah telah ada (muncul) nabi akhir zaman. Begitulah kisah yang dibawah orang Yatsrib pada kawan-kawannya. Sehingga kaum Yatsrib mengikuti ajaran nabi Muhammad yang benar itu.
18. Perjanjian Nabi Muhammad Dengan Kaum Yatsrib
Pada tahun ke 12 setelah kenabiannya datanglah 12 orang laki-laki dan perempuan. Mereka dari daerah Yatsrib dan hendak melakukan ibadah haji serta ingin mendengarkan langsung dakwah nabi Muhammad.
Mereka mengadakan perjanjian dengan nabi Muhammad, secara rahasia di 'Aqobah. Isi perjanjian itu ialah melarang kaum Yatsrib menyekutukan Allah dan melarang perbuatan keji serta diharuskan mengakui kenabian nabi Muhammad.
Perjanjian itu disebut juga dengan Ba'atul 'Aqobatil Ufa atau Ba'tun Nisa'. Jika diartikan ialah perjanjian Aqobah yang pertama atau perjanjian wanita. Dinamakan perjanjian wanita sebab pada saat mengadakan perjanjian itu hadir pula seorang perempuan bernama 'Afra bin 'Abid.
Sesudah perjanjian itu maka nabi Muhammad mengirimkan Mush'ab bin Umair untuk pergi ke Yatsrib bersama dengan orang-orang Yatsrib. Tujuan pengiriman duta itu ialah untuk mengajarkan membaca Al Qur'an dan menyebarkan agama Islam.
Pada tahun 13 setelah kenabiannya, datanglah serombongan orang Yatsrib yang berhaji. Mereka berjumlah 73 orang laki-laki dan perempuan. Mereka ingin mengadakan pertemuan dengan Rasulullah, namun secara rahasia. Sebab nabi sangat khawatir jika hal itu diketahui oleh suku Quraisy. Setelah tiba hari menjalankan ibadah haji, mereka berangkat ke 'Aqobah guna pertemuan dengan Rasulullah. Di sana sudah ada beliau dengan pamannya yakni Abbas bin Abdul Muthalib yang masih memegang tradisi Quraisy.
Pada dasarnya kaum Yatsrib mengajak nabi Muhammad untuk bersamanya, sedangkan pamannya tetap mempertahankan beliau. Akhirnya nabi Muhammad bersabda sambil membaca Al Qur'an : " Berjanjilah kalian kepadaku untuk menerima dan taat dalam keadaan apapun. Berbuatlah kebaikan dan basmilah perbuatan mungkar. Hendaknya kalian membantu anak-anakmu dan istrimu sebab kelak akan kau ambil buahnya di syurga".
Kemudian mereka berjanji di hadapan Rasulullah untuk tetap setia dalam keadaan apapun juga. Karenanya nabi Muhammad menyuruh 12 orang untuk memimpin penyebarluasan agama Islam.
19. Rasulullah Hijrah ke Yatsrib
Yatsrib merupakan kota yang tepat untuk berniaga. Hal ini sudah terjadi sejak dahulu kala. Perdagangan dari Syiria yang…
Baca bagian satu [Disini]
Baca bagian dua [Disini]
Baca bagian empat [Disini]
(http://sejarahkisahnabi.blogspot.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar