Seperti kaum kafir terdahulu, maka kaum ini tidak percaya dengan siksaan yang didatangkan Allah. Setiap kali nabi Yunus berdakwah maka kaum Niwana selalu mengejeknya. Karena nabi Yunus sudah merasakan kesulitan menghadapi kaumnya, maka iapun berdakwah sambil memberi ancaman.
" Jika kalian tidak menghentikan penyembahan terhadap patung itu, niscaya Allah akan menurunkan azab-Nya, "seru nabi Yunus suatu hari.
" Kapan datangnya azab yang diturunkan Tuhanmu itu, "tantang mereka. Tanpa pikir panjang lagi nabi Yunus menjawab tinggal 30 hari lagi. Namun setelah dinanti-nanti kaum itu, azab yang dijanjikan nabi Yunus belum ada juga. Hal ini membuat kegelisahannya. Sebab tidak mungkin kaumnya akan mengejek lebih menyakitkan.
Di saat itulah turun wahyu Allah yang memberi tahu nabi Yunus bahwa azab akan diturunkan kurang sepuluh hari lagi. Setelah mendapat wahyu itu, ia kembali pada kaumnya dan mengatakan bahwa azab kurang sepuluh hari lagi. Mendengar ucapan nabi Yunus seperti itu kaumnya malah mentertawakannya. Mereka bilang bahwa omongan nabi Yunus hanya bohong belaka.
Sebelum azab itu diturunkan, nabi Yunus dan pengikutnya terlebih dahulu meninggalkan kota. la takut akan terkena azab itu. Namun kepergiannya tidak mendapat izin dari Allah, sehingga ia terpisah dari pengikutnya.
Setelah empat puluh hari, maka azab itupun datang. Mula-mula mendung yang hitam pekat menaungi perkotaan. Melihat hal itu, semua kaum Niwana mencari nabi Yunus. Mereka berjanji dalam hati akan meninggalkan sesembahannya dan beriman kepada Allah, Namun nabi Yunus sudah berada jauh dari kota, sehingga tidak mendengar rintihan kaumnya.
Nabi Yunus berada di tepi laut. la sangat takut dengan kaumnya jika sampai menyiksa dirinya. Sebentar-sebentar ia menoleh ke belakang. Di saat demikian ia tidak lagi memikirkan pengikut yang diajaknya. la kebingungan, sebab hendak menghindar dari kaumnya yang sudah ada di jalan lagi. Di depan mata terhampar lautan bebas.
Pada saat itulah Allah menolong dengan mengantarkan sebuah kapal. Mengapa demikian ? Sebab kapal itu sebenarnya tidak menuju ke tempat nabi Yunus berdiri. Dengan serta merta nabi Yunus masuk ke kapal tanpa sepengetahuan anak buah kapal.
Setelah itu berangkatlah kapal tersebut. Setiba ditengah lautan tiba-tiba datanglah ombak dan badai. Kapal itu tampak oleng dan hendak tenggelam.
"Tidak seperti biasanya ada badai. Tentu ada pelarian yang telah menyusup di kapal ini, "kata kapten kapal. Kemudian ia membuat undian. Semua penumpang diharapkan berkumpul. Setelah diundi ternyata jatuh pada nabi Yunus. Hal ini dilakukan berulang kali, sehingga yakinlah kapten kapal bahwa nabi Yunus orang pelarian.
" Demi keselamatan orang banyak, maka saya harap agar anda menceburkan diri ke laut. Sebab kapal ini tidak mau ditumpangi orang pelarian, "kata kapten kapal pada nabi Yunus. Sebenarnya ia tidak tega mengatakan demikian, namun apa boleh buat demi keselamatan semua penumpang terpaksa ia mengatakan juga.
Nabi Yunus tidak dapat membela diri, akhirnya ia menjatuhkan diri ke laut bebas. Ternyata benar kata-kata kapten kapal, sebab sepeninggal nabi Yunus lautan tenang kembali. Sungguh malang nabi Yunus. Meskipun demikian Allah menyelamatkannya dari kematian. Tidak lama setelah ia menceburkan diri datanglah seekor ikan hiu yang langsung menelannya. Semula nabi Yunus tidak mengetahui kalau dirinya telah berada dalam perut hiu.
Setelah sadar bahwa ia berada di dalam perut hiu, serta merta mengucapkan doa. la baru menyadari kekhilafannya yang telah pergi meninggalkan kaumnya tanpa seijin Allah. Do'a yang dipanjatkan nabi Yunus itu telah diabadikan dalam Al Qur'an surat Al Anbiyaa' ayat 87.
Artinya: Tiada Tuhan yang patut dipuja kecuali Engkau satu-satunya. Maha Suci Engkau ya Allah. Sesungguhnya aku adalah termasuk orang-orang yang dzaiim. (Al Anbiyaa': 87)
Setelah ia berada di dalam perut hiu beberapa hari lamanya barulah Allah mengeluarkan dirinya. Dengan tubuh yang lemah ia melangkah ke daratan. Allah memberi naungan berupa pohon labu. Sehingga ia tampak pulih kembali dan Allah menyuruhnya untuk kembali pada kaumnya
Kaum Niwana menyambut kedatangan nabinya dengan penuh suka cita. Mereka menceritakan bagaimana azab itu hendak ditimpakan kepadanya. Dan semenjak itulah kaum Niwana beriman kepada Allah.
(http://sejarahkisahnabi.blogspot.com/)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar