Profil
Nama Resmi | : | Provinsi Sulawesi Selatan |
Ibukota | : | Makassar |
Luas Wilayah | : | 46.717,48 Km2 *) |
Jumlah Penduduk | : | 9.390.322 Jiwa *) |
Suku Bangsa | : | Makasar, Bugis, Mandai, Toraja. |
Agama | : | Islam, Protestan, Katolik |
Wilayah Administrasi | : | Kab.: 21, Kota : 3, Kec.: 304, Kel.: 768, Desa : 2.187 *) |
Lagu daerah | : | Ma Rencong, Pakarena. |
Website | : | http://www.sulsel.go.id
*) Sumber : Permendagri Nomor 66 Tahun 2011
|
Sejarah
Periode
terpenting dalam sejarah daerah Sulawesi Selatan dimulai pada awal abad
ke 14 dengan terbentuknya pemerintahan di Kerajaan Luwu yang sebelumnya
bernama Kerajaan Ussu’, yang dilanjutkan dengan Kerajaan-kerajaan di
Sulawesi Selatan. Perlawanan Sulawesi Selatan yang dimotori oleh
Kerajaan Gowa dalam melawan monopoli perdagangan oleh Belanda diawali
dalam bentuk peperangan pada tahun 1666.
Padi Kapas, Lambang kemakmuran
Benteng Somba Opu, Lambang keteguhan dalam mempertahankan prinsip.
Perahu Pinisi, Lambang jiwa kelautan
Badik terhunus, Lambang kepahlawanan
Gunung, Desa dan Sawah, Lambang keharmonisan dalam kemakmuran
Nilai Budaya
Arsitektur Tradisional
Rumah-rumah
di Bugis, Makassar dan Mandar hampir sama bentuknya. Rumah berdiri
diatas tiang-tiang (mempunyai kolong). Tinggi kolong berbeda menurut
tingkatannya, apakah dia rakyat, berpangkat, bangsawan, atau Raja.
Kepercayaan
Anggapan
selama ini mengenai penghuni pertama jaman prasejarah di Sulawesi
Selatan, masih berpegang pada penemuan Fritz dan Paul Sarasin tentang
orang Toale. Toale berarti orang-orang yang tinggal di hutan atau lebih
tepat dikatakan penghuni hutan. Orang Toale masih sekeluarga dengan suku
bangsa Wedda di Srilangka.
Upacara Adat
Rambu
Tuka merupakan ungkapan rasa syukur dan terima kasih kepada para dewa
(Deata) yang telah memberi perlindungan dan keberhasilan dalam hidup.
Rambu Tuka yang merupakan upacara besar terdiri dari :
- Kapuran pangngan.
- Ma’ Paling.
- Ma’ pakande deata do banua.
- Ma’ pakande deata do ing padang.
- Merok.
- Massalu-salu.
Filsafat Hidup Masyarakat Setempat
Aja Mumaelo Ribetta Makkala’ Ricappa’na Letengnge, maksudnya
rakyat Sulawesi Selatan menanti dengan penuh harap pemimpin
pemerintahan yang bertindak cekatan dan bereaksi cepat mendahului orang
lain dengan penuh keberanian meskipun menghadapi tantangan berat.
Namo Maega Pabblisena, Nabongngo Pollopinna, Teawa Nalureng , maksudnya biar banyak pendayungnya tetapi tidak becus juru mudinya, saya tidak mau mengikutinya.
Sumber : kemendagri.go.id
Terima kasih atensi dan apresiasi sebagai informasi publik dan semoga bermanfaat , walaupun blog gado- gado cukup menarik yang penting bisa di baca. mbak Diana, mala saya justru baru mengenal pembuatan blog, memang agak sulit di banding media sosial yang lain
BalasHapusterima kasih banyak sudah mau berkunjung:)
HapusKalau gak keberatan minta pin bbm mbak Diana
BalasHapus