Jumat, 21 November 2014

Provinsi Jawa Timur

Profil

 

Nama Resmi : Provinsi Jawa Timur
Ibukota : Surabaya
Luas Wilayah : 47.799,75 Km2 *)
Jumlah Penduduk : 41.437.769 jiwa *) 
Suku Bangsa : Jawa, Madura, Tengger, Osing
Agama : Islam : 96,3%, Kristen Protestan : 1,6 %, Katholik : 1 %, Budha : 0,4 %, Hindu : 0,6 %
Wilayah Administrasi : Kab.: 29,  Kota : 9,  Kec.: 662,  Kel.: 782,  Desa : 7.741 *)
Batas Wilayah : Propinsi Jawa Timur berada diantara Propinsi Jawa Tengah dan Propinsi Bali. Bagian Utara berbatasan dengan Laut Jawa, dan Selatan berbatasan dengan Lautan Hindia. Selain daratan di Pulau Jawa, Propinsi Jawa Timur memiliki lebih dari 60 pulau,  pulau terbesar adalah Pulau Madura.
Lagu Daerah : Keraban Sape, Tanduk Majeng
Website : http://www.jatimprov.go.id
 *) Sumber : Permendagri Nomor 66 Tahun 2011

Sejarah

Jawa Timur pernah menjadi pusat kekuasaan dan pemerintahan raja-raja dari abad X sampai abad XIII, yaitu pada masa kerajaan Kediri, Singasari dan Majapahit. Kerajaan Majapahit yang berdiri tahun 1292 mencapai puncak kejayaannya berhasil mempersatukan Wilayah Nusantara, yang wilayah kekuasaannya hingga Semenanjung Malaka, Muangthai dan beberapa pulau di Philipina Selatan. Pada masa tersebut Agama Hindu dan Budha sangat berpengaruh terhadap kehidupan masyarakat sampai abad XIV dan setelah Kerajaan Islam memerintah pada awal abad XVI, pengaruh Hindu dan Budha menepi ke daerah Blambangan dan Bali.

Arti Logo


Daun lambang bentuk perisai, adalah lambang keamanan dan ketentraman serta kejujuran melambangkan dasar dan keinginan hidup rakyat Jawa Timur yang merupakan daerah yang termasuk aman.
Bintang dengan warna kuning emas, adalah lambang Ke Tuhanan Yang Maha Esa, bersudut lima dan bersinar lima adalah melambangkan Pancasila merupakan dasar dan falsafah Negara yang senantiasa dijunjung tinggi dan selalu menyinari jiwa rakyatnya (dalam hal ini rakyat Jawa Timur) khususnya jiwa Ke Tuhanan Yang Maha Esa.
Tugu Pahlawan, adalah lambang kepahlawanan, untuk melukiskan sifat dan semangat kepahlawanan rakyat Jawa Timur (khususnya Surabaya). Dalam mempertahankan kedaulatan dan wilayah tanah airnya.
Gunung berapi yang selalu mengepulkan asap, adalah lambang keteguhan dan kejayaan tekad Jawa Timur dengan semangat dinamis, revolusioner pantang mundur dalam menyelesaikan revolusi menuju cita-cita rakyat adil dan makmur, selain itu juga menggambarkan bahwa wilayah Jawa Timur mempunyai banyak gunung-gunung berapi.

Pintu gerbang (dari Candi) dengan warna abu-abu, adalah lambang cita-cita perjuangan serta keagungan khususnya Jawa Timur di masa silam yang masih nampak dan sebagai lambang batas perjuangan masa lampau dengan masa sekarang, yang semangatnya tetap berada di tiap-tiap patriot Indonesia yang berada di Jawa Timur.



Sawah dan ladang, yang dilukiskan pada bagian-bagian dengan warna kuning dan hijau, adalah lambang kemakmuran yaitu bahwa Jawa Timur memiliki sawah dan Iadang yang merupakan sumber dan alat untuk mencapai kemakmuran.

Padi dan kapas, adalah lambang sandang pangan, yang menjadi kebutuhan pokok rakyat sehari-hari, gambar padi berbutir 17 buah, sedangkan kapas tergambar 8 buah, melambangkan saat-­saat keramat bagi bangsa Indonesia yaitu tanggal 17 - 8 - 1945.

Sungai yang bergelombang, menunjukkan bahwa Jawa Timur mempunyai banyak sungai yang mengalir untuk mengairi sawah dan sumber kemakmuran yang lainnya di Jawa Timur.

Roda dan rantai, melukiskan situasi Jawa Timur pada masa sekarang yang sudah mulai pesat pembangunan pabrik-pabrik dan lain-lain dalam rangka pembangunan Jawa Timur di bidang industri, dan melambangkan pula tekad yang tak kunjung padam serta rasa ikatan persahabatan yang biasa ditunjukkan oleh rakyat Jawa Timur kepada pendatang dan peninjau dari manapun.



Pita berisikan tulisan Jawa Timur, menunjukkan lambang daerah Propinsi Jawa Timur.

Pita dasar dengan warna putih berisi tulisan JER BASUKI MAWA BEYA, menunjukkan motto Jawa Timur yang mengandung makna bahwa untuk mencapai suatu kebahagiaan diperlukan pengorbanan.

Nilai Budaya


 Pakaian Khas Jawa Timur (PKJT) :

Warna hitam dari bahan sutera dengan ikat kepala (udeng) dilengkapi asesoris berupa rantai emas dengan kuku macan.

 
Kepercayaan Tradisional :

-     Kejawen
-     Hindu Tengger
-     Sapto Dharmo
-     Wisnu

Upacara-upacara adat :

Kasodo, Petik Laut, Jalanidipuja, Larung Laut, Kebo-keboan, Mandi Sedudo, Siraman Gong Kyai Pradah,  Labuhan Maulud.


Falsafah hidup masyarakat setempat :

-   Jer Basuki Mawa Beya
-   Sumpah Palapa
-   Sepi Ing Pamrih Rame Ing Gawe

Sumber : http://www.kemendagri.go.id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar