Mollusca merupakan kelompok hewan yang bertubuh lunak. Mollusca berasal dari
bahasa latin molluscus yang artinya lunak.
Tiram, siput, dan cumi-cumi adalah hewan-hewan yang termasuk dalam Filum
Mollusca. Di antara Mollusca, terdapat bentuk-bentuk yang sangat bervariasi.
Selain di laut, banyak pula Mollusca yang terdapat di air tawar. Sementara itu,
terdapat pula Mollusca yang hidup di darat. Bagaimana organisme yang bervariasi
tersebut berada pada filum yang sama? Mollusca dikelompokkan dalam lima kelas,
yaitu kelas Polyplacophora, Gastropoda, Bivalvia, dan Cephalopoda. Namun, kali
ini hanya akan dibahas 3 kelas terbesar, yaitu Gastropoda, Bivalvia, dan
Chepalopoda.
a. Kelas Gastropoda
Gastropoda merupakan kelompok Mollusca yang paling banyak, yaitu lebih
dari 35.000 spesies. Kelompok ini memiliki variasi bentuk dan cara hidup
dibandingkan dengan kelompok Mollusca lainnya. Ada yang hidup di laut dan ada
yang hidup di air tawar. Selain itu, ada pula yang hidup di daratan.
Gastropoda memiliki sistem pencernaan makanan yang lengkap dan mulut yang
dilengkapi struktur gigi yang disebut radula. Gastropoda termasuk
herbivora. Namun, tidak semua Gastropoda adalah herbivora. Beberapa Gastropoda
bersifat karnivora, saprofit, dan parasit. Gastropoda memiliki sistem peredaran
darah terbuka.
Struktur tubuh Gastropoda yang hidup di perairan. |
Gastropoda air memiliki alat kelamin yang terpisah. Beberapa spesies melepaskan
telur dan sperma langsung ke dalam air. Pada beberapa spesies, alat kelaminnya
terpisah dan fertilisasi terjadi di dalam tubuh betina. Adapun pada beberapa
spesies lainnya, perkembangan sel telur yang telah dibuahi terjadi di dalam
induk betina. Contoh spesies Gastropoda adalah bekicot (Achatina fulica). Selain
itu, terdapat Gastropoda yang tidak memiliki cangkang, antara lain Eubranchius
dan Kimax.
b. Kelas Bivalvia
Bivalvia adalah Mollusca yang memiliki dua cangkang. Dua cangkang
tersebut terkunci seperti engsel sehingga dapat terbuka atau tertutup dengan
bantuan beberapa otot yang besar. Ketika menutup, cangkang melindungi bivalvia
dari predatornya.
Bivalvia memiliki cangkang dan kaki pedal. |
Kaki dari kebanyakan Bivalvia terspesialisasi untuk hidup pada lumpur halus
atau pasir. Air yang membawa makanan dan oksigen mengalir ke dalam cangkang
melalui siphon. Silia di insang menciptakan aliran air dalam rongga mantel.
Mucus di insang menjebak plankton dari air. Silia menyapu mucus dan partikel
makanan ke dalam mulut. Oksigen dari air berdifusi dari air ke darah dan
sebaliknya. Selain itu, Bivalvia memiliki organ ekskresi yang disebut
nefridia.
Umumnya, Bivalvia hanya memiliki satu alat kelamin, jantan atau betina.
Sperma dan sel telur dikeluarkan ke dalam air dan fertilisasi terjadi di luar
tubuh induk. Larva berenang bebas pada fase ini dan menetap di dasar, kemudian
berkembang menjadi dewasa. Contoh spesies Bivalvia, antara lain Chlamys
opercularis, kerang (Anadara sp.), tiram mutiara (Pinctada maxima), dan kerang
hijau (Mytilus viridis).
c. Kelas Cephalopoda
Cephalopoda berasal dari kata cephalo yang artinya kepala dan podos yang
artinya kaki. Cumi-cumi dan gurita adalah Cephalopoda yang cukup dikenal. Pada
cumi-cumi, rangka dalam tubuhnya dihasilkan dari zat hasil sekresi internal oleh
mantel. Adapun, gurita tidak memiliki rangka sama sekali.
Pada Cephalopoda, kaki telah berevolusi menjadi lengan yang panjang dekat
kepala. Cumi-cumi memiliki 10 lengan, sedangkan gurita memiliki 8 lengan.
Cephalopoda menggunakan lengannya ini untuk menangkap mangsanya dan
memasukkannya ke dalam mulut. Semua Cephalopoda adalah karnivor.
Dalam mulutnya,
terdapat beberapa pasang struktur seperti gigi yang digunakan untuk menggigit
dan merobek mangsanya. Pada kulit Cephalopoda mengandung kromatofor, yaitu
pigmen yang memungkinkan tubuhnya berubah warna. Cephalopoda sudah memiliki
sistem peredaran darah tertutup dan sistem pencernaan yang sempurna. Contoh
spesies Cephalopoda antara lain, gurita (Octopus sp.), sotong (Sepia
officinalis), cumi-cumi (Loligo indica), dan Nautilus sp..
(a) Gurita dan (b) cumi-cumi termasuk dalam kelas Cephalopoda. |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar