Kamis, 18 Desember 2014

Hutan Sabana

Hutan Sabana adalah padang berumput yang dipenuhi oleh semak perdu dan beberapa jenis pohon yang tumbuh menyebar, seperti palem dan akasia.





Sistem biotik ini biasanya terbentuk di antara daerah tropis dan subtropis. Beberapa benua yang memiliki padang sabana di antaranya adalah Afrika, Amerika bagian Selatan, dan Australia.
Kurangnya curah hujan menjadi pemicu munculnya sabana, sehingga ia dikenal dengan sebutan padang rumput tropis. Iklimnya tidak terlalu kering untuk menjadi gurun pasir, tetapi tidak cukup basah untuk menjadi hutan.

Suhu & Musim
Suhu udara di daerah sabana tetap sama sepanjang tahun, yaitu hangat, tetapi sabana mempunyai dua musim yang sangat berbeda; musim kering yang sangat panjang (musim dingin), dan musim basah (musim panas).
Pada musim kering, hanya ada kira-kira empat inci curah hujan. Di antara bulan Desember dan Februari bahkan tidak ada hujan sama sekali. Namun anehnya, di musim kering tersebut cuaca terasa lebih dingin dari biasa.
Pada musim panas, sabana mendapat banyak air hujan. Di Afrika, musim hujan dimulai pada bulan Mei dan curah hujan mencapai 15 hingga 25 inci sepanjang waktu.
Cuaca menjadi panas dan lembap selama musim hujan berlangsung. Setiap hari, udara yang panas dan lembap menguap dan beradu dengan udara dingin sehingga berubah menjadi hujan.
Jenis-jenis Sabana
Ada beberapa tipe sabana yang berbeda di seluruh dunia. Sabana yang paling dikenal adalah yang terletak di Afrika Timur yang ditumbuhi oleh pohon-pohon akasia. Dataran Serengeti di Tanzania adalah salah satunya. Di sana hidup kawanan singa, zebra, gajah, jerapah, dan aneka jenis hewan-hewan sejenis kerbau.
Banyak mamalia besar pemakan rumput yang betah tinggal di sabana karena tersedia rumput dalam jumlah memadai. Dan keberadaan hewan-hewan herbivora tersebut mengundang karnivora yang ingin memburu mereka.
Wilayah sabana di Amerika Selatan, tepatnya di Brazil, Kolombia, dan Venezuela, luasnya mencapai 2,5 juta kilometer persegi. Namun hanya sedikit spesies hewan yang hidup di sabana Kolombia dan Venezuela, karena setiap tahun, daerah-daerah tersebut dibanjiri oleh Sungai Orinoco.
Beberapa jenis tanaman bisa beradaptasi tumbuh di genangan air, dan hewan capybara serta rusa rawa pun menyesuaikan diri untuk hidup di lingkungan semi-akuatik.
Sabana di Brazil lebih ramai populasi daripada tetangga-tetangganya. Keberagaman hewan di sabana Brazil sangat banyak, dengan beberapa jenis tanaman dan binatang langka yang tidak ada di tempat lain di seluruh dunia.
Ada pula sabana di wilayah utara Australia. Alih-alih akasia, pohon-pohon eukaliptus lebih mendominasi sabana di Australia. Keragaman hewani di daerah ini tidak terlalu menarik, tetapi terdapat binatang menawan yang khas, yaitu Kanguru.
 
Kerusakan Sabana
Di beberapa wilayah sabana di Afrika, penduduk sekitar mulai menggunakan padang rumputnya sebagai tempat untuk mengembangbiakkan sapi dan kambing. Ternak-ternak tersebut tidak digembalakan sehingga semak-semak di sana habis dimakan. Dengan ketiadaan vegetasi, sabana kemudian berubah menjadi gurun pasir.
Sejumlah besar area sabana di Afrika berubah menjadi bagian Gurun Sahara dari tahun ke tahun karena penggunaan lahan untuk peternakan tersebut. Selain itu, padang-padang sabana juga diubah menjadi tanah pertanian.
Kerusakan yang dialami banyak wilayah sabana sungguh patut disayangkan karena mengacaukan ekosistem dan memicu punahnya hewan-hewan serta berbagai tanaman eksotis. Transformasi lahan yang relatif subur menjadi padang gurun pun menyebabkan kenaikan suhu bumi secara global.
 
Sumber : http://ilmu-kehutanan.blogspot.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar