Kamis, 18 Desember 2014

Stepa

Pengertian Stepa

Stepa yang dalam Bahasa Inggris disebut steppe, merupakan sebuah padang rumput biasanya terbentang dari daerah tropika sampai ke daerah subtropika yang curah hujannya tidak cukup untuk perkembangan hutan. Stepa adalah dataran tanpa pohon (kecuali yang berada di dekat sungai atau danau) yang umumnya ditumbuhi rumput pendek.
Bentuk dari stepa berupa semi-gurun, biasanya tertutup oleh rumput atau semak, atau mungkin keduanya, tergantung berdasarkan musim dan garis lintang. Istilah stepa juga digunakan untuk menunjukkan iklim pada suatu daerah yang terlalu kering untuk menunjang suatu hutan, hanya saja tidak cukup kering untuk menjadi gurun.
Stepa tidak dikelilingi oleh kumpulan-kumpulan pepohonan. Kalaupun ada mungkin hanya sedikit saja. Berbeda dengan sabana yang meskipun merupakan padang rumput tapi diselingi oleh kumpulan pepohonan besar.

Ciri-ciri Bioma Stepa

Ciri-ciri dari bioma Stepa antara lain adalah curah hujan yang tidak teratur, antara 250-500 mm/tahun. Tanah di stepa pada umumnya tidak mampu menyimpan air yang disebabkan oleh rendahnya tingkat porositas tanah dan sistem penyaluran yang kurang baik sehingga menyebabkan rumput-rumput tumbuh dengan subur, bahkan beberapa jenis rumput tingginya mencapai tiga setengah meter.
Stepa memiliki pepohon yang khas yaitu Akasia yang wilayah persebaran bioma stepa meliputi Afrika, Amerika Selatan, Amerika Serikat bagian barat, Argentina dan Australia.
Flora yang berhasil hidup di bioma stepa adalah pohon akasia dan semak belukar. Sedangkan untuk faunanya meliputi herbivora dan karnivora, yaitu rusa, antelop, harimau, kanguru, harimau, singa dan ular. Ketika melihat Discovery Channel atau tayangan fauna seringkali diperlihatkan bagaimana keadaan stepa yang sesugguhnya. Di beberapa negara, biasanya stepa dijadikan sebagai tempat konservasi bagi binatang-binatang yang terbilang langka.
Di Indonesia, daerah yang paling banyak memilki stepa adalah Nusa Tenggara Timur. Masyarakat disana biasa menggunakan wilayah stepa atau padang rumput ini untuk area peternakan. Mulai dari beternak kambing, sapi, kerbau, hingga kuda. Wilayah stepa dinilai sangat mudah untuk dirawat sekaligus menyediakan banyak sumber makanan bagi ternak-ternak mereka.

Sumber : http://www.satwa.net

Hutan Sabana

Hutan Sabana adalah padang berumput yang dipenuhi oleh semak perdu dan beberapa jenis pohon yang tumbuh menyebar, seperti palem dan akasia.





Sistem biotik ini biasanya terbentuk di antara daerah tropis dan subtropis. Beberapa benua yang memiliki padang sabana di antaranya adalah Afrika, Amerika bagian Selatan, dan Australia.
Kurangnya curah hujan menjadi pemicu munculnya sabana, sehingga ia dikenal dengan sebutan padang rumput tropis. Iklimnya tidak terlalu kering untuk menjadi gurun pasir, tetapi tidak cukup basah untuk menjadi hutan.

Suhu & Musim
Suhu udara di daerah sabana tetap sama sepanjang tahun, yaitu hangat, tetapi sabana mempunyai dua musim yang sangat berbeda; musim kering yang sangat panjang (musim dingin), dan musim basah (musim panas).
Pada musim kering, hanya ada kira-kira empat inci curah hujan. Di antara bulan Desember dan Februari bahkan tidak ada hujan sama sekali. Namun anehnya, di musim kering tersebut cuaca terasa lebih dingin dari biasa.
Pada musim panas, sabana mendapat banyak air hujan. Di Afrika, musim hujan dimulai pada bulan Mei dan curah hujan mencapai 15 hingga 25 inci sepanjang waktu.
Cuaca menjadi panas dan lembap selama musim hujan berlangsung. Setiap hari, udara yang panas dan lembap menguap dan beradu dengan udara dingin sehingga berubah menjadi hujan.
Jenis-jenis Sabana
Ada beberapa tipe sabana yang berbeda di seluruh dunia. Sabana yang paling dikenal adalah yang terletak di Afrika Timur yang ditumbuhi oleh pohon-pohon akasia. Dataran Serengeti di Tanzania adalah salah satunya. Di sana hidup kawanan singa, zebra, gajah, jerapah, dan aneka jenis hewan-hewan sejenis kerbau.
Banyak mamalia besar pemakan rumput yang betah tinggal di sabana karena tersedia rumput dalam jumlah memadai. Dan keberadaan hewan-hewan herbivora tersebut mengundang karnivora yang ingin memburu mereka.
Wilayah sabana di Amerika Selatan, tepatnya di Brazil, Kolombia, dan Venezuela, luasnya mencapai 2,5 juta kilometer persegi. Namun hanya sedikit spesies hewan yang hidup di sabana Kolombia dan Venezuela, karena setiap tahun, daerah-daerah tersebut dibanjiri oleh Sungai Orinoco.
Beberapa jenis tanaman bisa beradaptasi tumbuh di genangan air, dan hewan capybara serta rusa rawa pun menyesuaikan diri untuk hidup di lingkungan semi-akuatik.
Sabana di Brazil lebih ramai populasi daripada tetangga-tetangganya. Keberagaman hewan di sabana Brazil sangat banyak, dengan beberapa jenis tanaman dan binatang langka yang tidak ada di tempat lain di seluruh dunia.
Ada pula sabana di wilayah utara Australia. Alih-alih akasia, pohon-pohon eukaliptus lebih mendominasi sabana di Australia. Keragaman hewani di daerah ini tidak terlalu menarik, tetapi terdapat binatang menawan yang khas, yaitu Kanguru.
 
Kerusakan Sabana
Di beberapa wilayah sabana di Afrika, penduduk sekitar mulai menggunakan padang rumputnya sebagai tempat untuk mengembangbiakkan sapi dan kambing. Ternak-ternak tersebut tidak digembalakan sehingga semak-semak di sana habis dimakan. Dengan ketiadaan vegetasi, sabana kemudian berubah menjadi gurun pasir.
Sejumlah besar area sabana di Afrika berubah menjadi bagian Gurun Sahara dari tahun ke tahun karena penggunaan lahan untuk peternakan tersebut. Selain itu, padang-padang sabana juga diubah menjadi tanah pertanian.
Kerusakan yang dialami banyak wilayah sabana sungguh patut disayangkan karena mengacaukan ekosistem dan memicu punahnya hewan-hewan serta berbagai tanaman eksotis. Transformasi lahan yang relatif subur menjadi padang gurun pun menyebabkan kenaikan suhu bumi secara global.
 
Sumber : http://ilmu-kehutanan.blogspot.com

Hutan homogen

Hutan homogen adalah hutan yang terdiri atas satu jenis pohon dan biasanya merupakan hutan hasil budi daya.

Contoh :  
A. Hutan jati
 
Hutan jati adalah sejenis hutan yang dominan ditumbuhi oleh pohon jati (Tectona grandis). Di Indonesia, hutan jati terutama didapati di Jawa. Akan tetapi kini juga telah menyebar ke berbagai daerah seperti di pulau-pulau Muna, Sumbawa, Flores dan lain-lain.
Hutan jati merupakan hutan yang tertua pengelolaannya di Jawa dan juga di Indonesia, dan salah satu jenis hutan yang terbaik pengelolaannya.

·         Ciri Khusus Pohon Jati:
Perakaran dalam dengan tipe tunggang,
Batang monopodial (hanya memiliki satu batang pokok),
Tipe percabangan arah agak keatas,
Tipe daun tunggal,
Duduk daun berseling,
B. Hutan bambu 

Hutan Bambu adalah hutan yang ditumbuhi oleh tanaman bamboo dan jenis rumput-rumputan dengan rongga dan ruas di batangnya. Bambu memiliki banyak tipe. Nama lain dari bambu adalah buluh, aur, dan eru. Di dunia ini bambu merupakan salah satu tanaman dengan pertumbuhan paling cepat. Karena memiliki sistem rhizoma-dependen unik, dalam sehari bambu dapat tumbuh sepanjang 60cm (24 Inchi) bahkan lebih, tergantung pada kondisi tanah dan klimatologi tempat ia ditanam.
Jika kita perhatikan pertumbuhan bambu begitu cepat berkembang di daerah daerah yang dingin dan agak lembab. Di setiap lokasi begitu banyak bambu yang tumbuh misalnya didaerah dekat dengan aliran sungai, tebing-tebing ataupun di pinggir pinggir danau.

Sumber : http://wandanar.blogspot.com/

Hutan Heterogen

 
Hutan heterogen adalah hutan yang terdiri atas beraneka ragam jenis tumbuhan, dari pohon-pohon rendah sampai pohon yang tinggi. Hutan ini biasanya bersifat alami atau primer, contohnya hutan hujan tropis , hutan rimba. Biasanya di daerah tropic yang banyak hujannya seperti di Amerika Tengah dan Selatan , Afrika , Asia Tenggara , dan Australia Timur Laut pohon - pohonnya tinggi dan berdaun lebar . Di Indonesia hutan Heterogen antara lain terdapat di pulau Jawa , Sumatra , Kalimantan , dan Irian Jaya .

Sumber : http://yositasindip.blogspot.com

Hutan Hujan Tropis

 Pengertian dan definisi dari Hutan Hujan Tropis banyak diberikan oleh para ahli. Mereka membahas kondisi-kondisi yang menunjang terbentuknya hutan hujan tropis di dunia. Menurut Whitmore, istilah Hutan Hujan Tropis mulai dipakai pada tahun 1898 dalam buku Plant Geography diperkenalkan oleh A. F. W. Schimper, dan istilah ini tetap dipakai sampai sekarang.

 
Hutan hujan tropis merupakan hutan daun lebar yang selalu hijau dengan tingkat kerapatan pohon yang tinggi. Hutan ini terdapat pada daerah-daerah yang suhunya tinggi sepanjang tahun, dengan curah hujan yang tinggi sekurang-kurangnya 1800-2000 mm per tahun dan tersebar merata. Pada hutan hujan tropis dicirikan dengan adanya tingkat kelembaban yang selalu tinggi, biasanya 80% atau lebih.
Struktur hutan hujan tropis terdiri dari tajuk yang berlapis-lapis. Lapis tajuk yang paling atas terdiri dari pohon-pohon yang muncul di antara lapis tajuk di bawahnya (kedua) dengan tinggi antara 45 – 60 m. Pohon pada lapis teratas umumnya mempunyai tajuk yang kecil dan tidak teratur dengan sedikit susunan cabang. Lapis tajuk kedua merupakan kanopi utama yang umumnya terdiri dari jenis-jenis pohon yang ramping dengan tinggi antara 30-40 m. Lapisan tajuk di bawahnya terdiri dari jenis-jenis pohon yang sangat toleran, dengan batang yang ramping, tinggi dan tajuk yang kecil, terdapat banyak epifit pada cabang yang tinggi.
Pada lantai hutan banyak terdapat jenis-jenis tumbuhan bawah seperti palem kecil, jenis-jenis bambu, rotan, paku-pakuan dan jenis-jenis lainnya, atau mungkin hampir tanpa tumbuhan bawah.
Hutan hujan tropis dikenal juga mempunyai tingkat keranekaragaman yang tinggi, banyak jenis yang belum diketahui dan mempunyai nilai komersil. Apabila terjadi penebangan maka permudaan secara alami oleh jenis-jenis yang berbeda dengan jenis-jenis penyusun hutan asli.
Hutan hujan tropis terbentuk di daerah sekitar khatulistiwa, yaitu Amerika Selatan (Brasil, Peru, Bolivia, dll), Afrika (Tanzania, Kenya, dll) serta daerah Asia Pasific (Indonesia, Malaysia, Papua New Guinea).

Sumber : irwantoforester.wordpress.com

Salju Abadi di Gunung Jayawijaya Akan Punah



Indonesia memang memiliki kekayaan alam yang luar biasa. Meski hanya memiliki dua musim (musim kemarau dan hujan), namun Indonesia memiliki gunung yang puncaknya diselimuti salju, gunung Jayawijaya.
Keberadaan salju es di puncak gunung Jayawijaya menjadi salah satu faktor yang membuat banyak pendaki gunung kelas dunia, berlomba untuk mendaki salah satu titik puncaknya.
Pada tahun 1989 ada 5 gletser di Puncak Jayawijaya. Namun 20 tahun kemudian (tahun 2009) dua gletser telah hilang karena mencair.
Salju abadi yang berada di beberapa puncak pegunungan Jayawijaya, diyakini akan punah seperti yang dialami Gunung Kilimanjaro di Tanzania
Tiga gletser yang masih bertahan saat ini pun terus mencair. Menurut NASA (National Aeronautics and Space Administration), seluruh gletser di pegunungan Papua akan musnah dalam waktu 20 tahun kedepan.
.Hilangnya salju yang dimiliki oleh pegunungan Jayawijaya di Indonesia itu disebabkan oleh mencairnya es secara terus menerus, karena perubahan iklim secara global yang terjadi di daerah tropis.
Ayo, kita lestarikan alam Indonesia!

Sumber : http://www.kidnesia.com