Kisah Nabi Adam AS
BAYANGKAN, berada di bumi yang maha luas
sendirian. Dan mengetahui sang kekasih juga berada di bumi yang sama,
namun entah di belahan mana. Tak ada teman untuk berbincang dan berbagi
rasa. Betapa sepinya. Betapa rindunya. Inilah yang dialami Nabi Adam as
dan isterinya Hawa ketika pertama kali diturunkan ke bumi, di tempat
yang berbeda, terpisah jarak yang sangat jauh. Keadaan ini harus mereka
terima dan jalani cukup lama (ada riwayat yang menyebut 500 tahun dan
ada yang menyebut 300 tahun, ada juga yang menyebut 40 tahun, tapi ada
juga yang menulis hanya 40 hari). Mereka akhirnya bertemu di suatu
tempat di bumi yang bernama Jabal Rahmah, Arafah (sekarang Arab Saudi).
Nabi Adam as diperkirakan hidup selama
930 tahun setelah penciptaan (sekitar 3760 – 2830 SM). Menurut hadits,
di saat-saat akhir hidupnya Nabi Adam merindukan untuk memakan buah
Surga. Ketika anak-anaknya hendak mencari buah Surga, mereka bertemu
sejumlah malaikat yang membawa kain kafan, sekop dan cangkul. Para
malaikat bertanya, “Wahai anak-anak Adam, apa yang kalian cari? Atau apa
yang kalian mau? Dan ke mana kalian pergi?” Mereka menjawab, “Bapak
kami sakit, dia ingin makan buah dari surga.” Para malaikat menjawab,
“Pulanglah, karena ketetapan untuk bapak kalian telah tiba.” Lalu para
malaikat datang. Hawa melihat dan mengenali mereka, dan Nabi Adam
berkata kepada Hawa, ’Menjauhlah dariku. Aku pernah melakukan kesalahan
karenamu. Biarkan aku dengan malaikat Tuhanku Tabaraka wa Taala… (hadis
ini diriwayatkan oleh Abdullah bin Imam Ahmad)
(https://rumahsejutaide.wordpress.com/)
Seperti diketahui Allah Swt menciptakan
Adam untuk dijadikan sebagai Khalifah di muka bumi, mengelola bumi ini
beserta segala isinya. Namun sebelum diturunkan ke bumi, ia ditempatkan
di Surga. Saat masih di Surga, Allah Swt juga menciptakan seorang
pasangan untuk mendampinginya yang kemudian diberi nama Hawa (QS
Al-Baqarah ayat 35). Sebelum diturunkan ke bumi Adam dan Hawa tergoda
Iblis melanggar larangan Allah Swt dengan memakan buah Khuldi. Insiden
inilah yang akhirnya menjadi sebab keduanya diturunkan ke bumi (QS
Al-Baqarah ayat 30 – 39 / QS Al-A’raf ayat 11-25). Lalu Adam dan Hawa
menyesali perbuatannya dan bertaubat (menurut riwayat, Adam dan Hawa
menangis terus-menerus selama 60 tahun karena ‘terusir’ dari nikmat
Syurga yang tidak mereka dapatkan di bumi). Allah Swt kemudian menerima
taubat keduanya lalu menunjuk Adam sebagai Rasul-Nya (QS Thaha ayat
122).
.
Nabi Adam as diturunkan ke bumi terpisah
jauh dari isterinya Hawa. Menurut suatu riwayat, Nabi Adam as diturunkan
di India, dalam riwayat lain disebutkan di Sri Lanka. Ada juga pendapat
bahwa Nabi Adam as diturunkan di gunung tertinggi di dunia, yaitu di
Gunung Everest di Himalaya. Mengenai hal ini, karena dahulu kala memang
belum ada negara India, Sri Lanka maupun Himalaya, kita sebut saja
daerah pengunungan tertinggi di Asia (bukankah India, Sri Lanka dan
Himalaya masih termasuk wilayah Asia dan letaknya tidak begitu
berjauhan? bisa jadi ketiga tempat ini pada jaman dulu memang masih
berada dalam satu wilayah/kesatuan). Sementara Hawa diturunkan di
Jeddah, bagian dari kota Makkah (sekarang Arab Saudi). Tapi ada juga
yang menyebutkan Hawa diturunkan di tempat yang sekarang bernama Irak.
Bisa jadi juga kedua tempat ini, pada jaman dahulu masih merupakan satu
kesatuan wilayah.
Setelah saling mencari, dengan petunjuk
Allah Swt. dan bimbingan Malaikat Jibril, Nabi Adam as dan Hawa akhirnya
bertemu di Jabal Rahmah, di padang Arafah. Bayangkan, bagaimana haru
biru dan dahsyatnya pertemuan dua insan manusia pertama yang terjadi di
tempat ini. Kesepian dan kerinduan yang terpendam akhirnya terobati.
Maka Jabal Rahmah di Arafah jadi tempat bersejarah. Tempat ini merupakan
tempat yang istimewa bagi ummat Islam di seluruh dunia yang menunaikan
haji karena di tempat inilah dilaksanakan salah satu rukun haji yakni
wukuf, tidak ada haji bagi jamaah haji yang tidak melakukan wukuf.
Inilah tempat untuk mengenang pertemuan Nabi Adam as dengan Hawa.
Setelah bertemu dengan isterinya Hawa di
Jabal Rahmah ini, Nabi Adam as mengajak isterinya ke tempat semula ia
diturunkan di bumi dan membina keluarga di tempat ini. Salah satu bukti
yang mendukung pendapat ini adalah ditemukannya jejak kaki raksasa di
Sri Lanka yang diduga merupakan jejak kaki Nabi Adam as. Menurut
riwayat, Nabi Adam as bertubuh setinggi 60 hasta (sekitar 27 meter).
Sosok Nabi Adam as sangat beradab dan
memiliki ilmu yang tinggi (QS al-Isra ayat 70 / QS at -Tin ayat
4). Keluarga Nabi Adam dan Hawa melahirkan 20 pasang kembar putra-putri.
Anak Nabi Adam as yang sering disebut di antaranya Qabil dan Iqlima,
Habil dan Labuda. Saat keempat anaknya ini telah dewasa, Nabi Adam as
mendapat petunjuk dari Allah Swt untuk menikahkan anak-anaknya ini
secara bersilangan, yaitu Qabil dengan Labuda dan Habil dengan Iqlima.
Namun Qabil menolak karena Iqlima lebih rupawan dibanding Labuda.
.
.
Atas petunjuk Allah Swt., Nabi Adam as
menyuruh kedua putranya untuk berkurban dan barang siapa yang qurbannya
diterima, maka dialah yang berhak memilih jodohnya. Habil kemudian
mempersembahkan kambing kesayangannya, sedangkan Qabil menyerahkan
sekarung gandum yang paling jelek yang dimilikinya. Maka Allah Swt.
menerima qurban Habil. Namun Qabil ‘berontak’ dan malah membunuh
saudaranya Habil. Inilah peristiwa pembunuhan pertama yang terjadi di
bumi.
(https://rumahsejutaide.wordpress.com/)
0 komentar: